Langsung ke konten utama

EVOLUSI KONEKSI

Oleh:

Feri Noperman

Sejarah Singkat Kesuksesan Amazon dan Facebook

Amazon dan Facebook merupakan dua perusahaan raksasa berbasis TIK yang menguasai pasar dunia saat ini. Amazon merajai e-commerce, sementara Facebook menjadi pemimpin big tech media sosial. Keduanya termasuk ke dalam sepuluh besar (top ten) perusahaan terbesar di dunia berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya (market capitalisation value) (Statista, 2022). Jeff Bezos dan Mark Zuckerberg, pendiri, CEO, sekaligus pemiliki saham mayoritas di kedua perusahaan itu juga masuk ke dalam sepuluh orang terkaya di dunia beberapa tahun belakangan ini. Bahkan Bezos pernah menempati posisi teratas sebagai orang terkaya di dunia pada tahun 2020.

Amazon didirikan oleh Jeff Bezos pada 5 Juli 1994 di garasi rumahnya yang berada di Bellevue, Washington DC, Amerika Serikat (AS). Pada awalnya, Amazon hanyalah toko buku kecil-kecilan yang menjual buku secara online untuk konsumen dari seluruh dunia. Buku pertama terjual pada 3 April 1995 yang berjudul Fluid Concepts and Creative Analogis yang ditulis oleh Doug Hofstadte. Kini Amazon telah bermetamorfosis menjadi e-commerce terbesar di dunia yang menawarkan bukan hanya buku, melainkan semua jenis produk yang dibutuhkan sehari-hari. Amazon pun melebarkan sayapnya dengan menyediakan konten hiburan digital berupa Amazon Prime, serta layanan cloud raksasa yang dinamai Amazon Web Services (AWS).

Modal awal yang dikeluarkan Bezos pada waktu mendirikan Amazon sekitar 10.000 dolar AS. Setelah tumbuh dan berkembang selama 26 tahun, nilai kapitalisasi pasarnya meningkat drastis. Pada tahun 2021, nilai kapitalisasinya telah mencapai 1.711,8 miliar dolar AS (Statista, 2021). Nilai kapitalisasi itu menjadi terbesar keempat di antara seluruh perusaahan yang ada di dunia. Tingginya nilai kapitalisasi itu membuat kekayaan Jeff Bezos yang merupakan pemegang saham terbesar ikut terdongkrak naik sehingga menjadi orang terkaya di dunia pada tahun 2020 (The Times of India, 2020) serta menjadi orang terkaya kedua di dunia setelah Elon Musk pada tahun 2022 (Forbes.com, 2022).

Cerita sukses yang dialami Amazon di atas juga dialami Facebook. Perusahaan yang layanan utamanya berupa media sosial ini pertama kali diluncurkan pada 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg dan keempat teman sekamarnya yaitu Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes di asrama kampus Harvard tempat mereka berkuliah. Hanya butuh beberapa minggu bagi Zuckerberg untuk mengembangkan aplikasi media sosialnya. Pada awalnya, pengguna layanan media sosial tersebut hanya terbatas pada kalangan mahasiswa Harvard. Mendapat sambutan yang baik, Zuckerberg pun menyeriusi pengembangan aplikasinya itu.

Pada November 2007, Facebook mulai merilis halaman-halaman aplikasinya yang kemudian menjadi laman paling populer di setiap ponsel di seluruh dunia dengan disukai oleh 380.870.942 (the guardian.com, 2022). Facebook terus berkembang dan menjelma menjadi media sosial terbesar di dunia. Pada tahun 2012, penggunanya sudah mencapai satu miliar. Pada kuartal kedua 2017, Facebook berhasil meraih milestone luar biasa lainnya yaitu melampaui dua milliar pengguna. Angka itu dicapai dalam waktu 13 tahun, lebih cepat dibandingkan Youtube yang membutuhkan waktu 14 tahun untuk melampaui angka yang sama. Semenjak itu, jumlah pengguna Facebook masih terus meningkat. Hingga pada tahun 2022, pengguna aktif bulanannya di seluruh dunia sudah mencapai 2,8 miliar (Statista, 2022a).

Pengguna yang begitu banyak tentu berpengaruh pada pendapatan Facebook yang didominasi oleh iklan. Khusus di Amerika Serikat, pendapatannya dari iklan terus meningkat terutama pada periode 2018-2023. Pada tahun 2018, pendapatannya sebesar 24,52 miliar dolar AS. Pendapat tersebut meningkat menjadi 31,27 miliar dolar AS pada tahun 2019, lalu kembali meningkat menjadi 38,09 miliar dolar pada tahun 2020. Facebook diperkirakan memperoleh pendapatan sebesar 50,3 miliar dolar AS pada tahun 2021, naik 32,1 persen dari tahun sebelumnya (Statista, 2022b). Pendapatan tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga dua tahun berikutnya, sebelum mencapai perkiraan pendapatan sebesar 65,21 miliar dolar pada tahun 2023.

Popularitas Facebook telah membuat nilai kapitalitasi pasarnya ikut meningkat. Pada tahun 2021, nilainya sudah mencapai 870,5 miliar dolar AS, yang menempatkannya di peringkat keenam dari semua perusahaan yang ada di seluruh dunia. Nilai yang tinggi itu membuat Zuckerberg sebagai pemilik saham mayoritas masuk sepuluh besar daftar orang terkaya di dunia versi Forbes dalam beberapa tahun. Memang pada tahun 2021 dan 2022 Meta Platforms (nama baru Facebook.Inc) mengalami sedikit masalah yang membuat nilai sahamnya anjlok sehingga berpengaruh pada kekayaan Zuckerberg. Pada tahun 2022, dia terlempar dari sepuluh besar yaitu hanya menempati peringkat ke-15 orang terkaya di dunia (Forbes.com, 2022). Bagaimanapun, kekayaannya tetap saja fantastis.

Koneksi: Kunci Kesuksesan Amazon dan Facebook

Kunci kesuksesan Amazon dan Facebook memiliki kemiripan, yaitu sama-sama memanfaatkan prinsip koneksi. Mereka sukses karena berhasil menciptakan bentuk koneksi baru yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan koneksi yang sudah ada sebelumnya. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, Amazon berhasil mengoneksikan (menghubungkan) produsen dengan konsumen secara langsung dengan cara menghilangkan banyak mata rantai yang selama ini harus dilewati untuk menghubungkan kedua belah pihak tersebut. Koneksi langsung tersebut membuat proses transaksi pun menjadi jauh lebih sederhana, lebih mudah, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien, yang kemudian menguntungkan kedua belah pihak. Begitu juga dengan Facebook, raksasa media sosial ini berhasil menciptakan sistem koneksi cerdas yang dapat mengoneksikan miliaran orang di seluruh penjuru dunia secara cepat, mudah, dan efektif.

Amazon bukan satu-satunya perusahaan e-commerce di dunia. Begitu juga dengan Facebook, bukan satu-satunya perusahaan yang menyediakan layanan media sosial di dunia. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, baik di level lokal maupun global. Akan tetapi, keduanya menjadi menonjol dan memenangkan persaingan yang ketat di perusahaan berbasis TIK karena kemampuan luar biasa mereka dalam membangun koneksi berkualitas tinggi. Koneksi berkualitas tersebut berupa koneksi di dalam perusahaan itu sendiri (antara pemilik dengan pegawai atau antar pegawai), koneksi perusahaan dengan pihak eksternal (misalnya dengan regulator atau pesaing), serta layanan koneksi yang disediakan oleh perusahaan bagi para pengguna dan konsumennya.

Dari kisah sukses Amazon dan Facebook di atas, kita dapat belajar bahwa membangun atau menciptakan koneksi yang berkualitas tinggi dapat mengantarkan pada puncak kejayaan. Hal yang sama juga terjadi sebaliknya, merusak atau memutuskan koneksi dapat menimbulkan masalah bahkan malapetaka. Dua hal itulah yang melatarbelakangi penulisan buku ini bahwa membangun koneksi berkualitas tinggi itu penting.

Pembentukan Koneksi: Hukum dan Prinsip Kerja Alam Semesta

Koneksi efektif dan efisien yang diciptakan oleh Amazon dan Facebook hanyalah bagian yang sangat kecil dari semua koneksi yang ada di alam semesta. Seperti yang akan dibahas secara terperinci di bab 2, koneksi merupakan cara alam semesta bekerja. Semua yang ada di alam semesta ini saling terkoneksi satu sama lain. Objek-objek yang terkoneksi sangat beragam, mulai dari partikel terkecil di dalam materi atau zat, sampai dengan cluster-cluster galaksi yang tersebar di seluruh penjuru alam semesta. Bentuk koneksinya pun juga beragam, mulai dari ikatan gluon yang menyatukan partikel sub atomik; gaya elektromagnetik yang mengikat inti atom dengan elektron di kulitnya; ikatan kimia pada unsur-unsur yang membentuk senyawa; predasi, kompetisi, serta simbiosis dalam spesies atau antar spesies; kerja sama dan kolaborasi antar manusia, dan lain sebagainya.

Kenapa koneksi-koneksi seperti itu bisa terjadi? Penjelasannya sederhana. Pada awalnya, semua yang ada di alam semesta ini berasal dari satu titik yang sama. Semuanya bermula sekitar tiga belas miliar tahun yang lalu. Sebuah titik yang sangat padat dan sangat panas secara tiba-tiba mengembang dengan sangat drastis. Seiring berjalannya waktu, segala sesuatu yang muncul dari titik tadi berevolusi sehingga muncullah alam semesta seperti yang sedang kita lihat, rasakan, dan alami saat ini. Selama tiga belas miliar tahun itulah bermunculan objek-objek seperti bintang, lubang hitam, planet, satelit, asteroid, meteoroid, serta objek-objek lainnya. Objek-objek tersebut terorganisasi sedemikian rupa dalam bentuk sistem planet atau galaksi. Di dalam setiap galaksi terdapat miliaran bintang. Galaksi itu sendiri jumlahnya miliaran yang menyebar di seluruh penjuru alam semesta. Dalam kosmologi, teori terbentuknya alam semesta seperti itu disebut dengan Teori Big Bang.

Menurut Teori Big Bang, pada awal terbentuknya alam semesta hanya ada energi. Beberapa saat kemudian sebagian energi tersebut mengalami konversi menjadi materi sehingga terbentuklah beberapa partikel terkecil yang salah satunya disebut quarks. Beberapa partikel quarks yang berbeda sifat saling terkoneksi membentuk proton dan neutron. Kedua partikel sub atom tersebut kemudian saling terkoneksi dengan cara tertentu sehingga terbentuk inti atom. Partikel lain yang disebut elektron kemudian mengorbit pada inti atom tersebut sehingga terbentuklah atom unsur-unsur. Kombinasi jumlah proton, neutron, dan elektron yang berbeda-beda pada akhirnya membentuk unsur yang berbeda pula. Unsur paling sederhana yang diketahui saat ini adalah hidrogen (H) yang merupakan penyusun sekaligus sumber energi semua bintang-bintang. Hingga tahun 2016, setidaknya sudah ada 118 unsur yang dikonfirmasi pada tabel periodik yang dikembangkan oleh Mendelev.

Satu unsur dapat terkoneksi dengan unsur yang sama atau unsur yang berbeda sehingga membentuk senyawa. Misalnya, atom oksigen (O) dapat terkoneksi dengan sesama atom oksigen (O) sehingga menbentuk senyawa Oksigen (O2). Senyawa O2 inilah yang kita hirup setiap menit untuk dapat mempertahankan hidup. Atom oksigen juga dapat terkoneksi dengan atom dari unsur yang berbeda misalnya dengan dua atom hidrogen sehingga membentuk senyawa air (H2O). Senyawa ini pun menjadi senyawa sangat penting bagi seluruh makhluk hidup untuk bertahan hidup. Ada jutaan senyawa yang terbentuk dari koneksi antar unsur seperti itu. Beberapa diantaranya berupa senyawa organik, yaitu senyawa yang menyusun tubuh makhluk hidup.

Koneksi partikel atau zat di alam semesta tidak berhenti sampai di situ. Senyawa-senyawa yang beranekaragam terkoneksi satu sama lain dengan mekanisme yang luar biasa sehingga membentuk sel makhluk hidup. Beberapa jenis sel juga saling terkoneksi satu sama lain sehingga membentuk jaringan sel, misalnya jaringan epidermis. Beberapa jaringan sel yang berbeda terkoneksi membentuk organ, misalnya jantung, paru-paru, lambung, dan lain sebagainya. Beberapa organ yang berbeda struktur dan fungsi saling terkoneksi membentuk sistem organ, misalnya organ mulut, kerongkongan, lambung, dan usus membentuk sistem pencernaan. Beberapa sistem organ juga saling terkoneksi sehingga membentuk organisme rumit yang salah satunya adalah manusia. Manusia hanyalah salah satu dari jutaan spesies yang ada di bumi.

Beberapa spesies yang sama, termasuk manusia, yang berada di waktu dan tempat yang sama saling terkoneksi satu sama lain sehingga membentuk organisasi yang disebut populasi. Beberapa populasi dari spesies yang berbeda yang berada di waktu dan tempat yang sama juga saling terkoneksi untuk membentuk komunitas. Komunitas ini kemudian terkoneksi dengan komponen abiotik (benda tak hidup) sehingga membentuk suatu ekosistem. Ada banyak macam ekosistem di bumi, misalnya ekosistem hutan, ekosistem sungai, ekosistem danau, atau ekosistem laut. Keseluruhan ekosistem di permukaan bumi saling terkoneksi satu sama lain yang membentuk organisasi yang jauh lebih besar yang disebut biosfer.

Bumi tempat manusia dan seluruh makhluk hidup berada juga bukan satu-satunya planet. Bumi membutuhkan bintang sebagai sumber energi bagi seluruh kehidupan yang ada di permukaannya. Bintang terdekat dengan bumi disebut matahari. Bumi terkoneksi erat dengan matahari. Tanpa matahari, tidak ada kehidupan di bumi. Matahari sebagai bintang setiap saat memancarkan cahaya yang kemudian menjadi sumber penerangan sekaligus sumber energi yang menggerakkan proses-proses yang terjadi di bumi, salah satunya fotosintesis. Setiap saat bumi mengitari matahari sehingga dapat mempertahankan posisi dan jaraknya dengan matahari. Selain bumi, ada tujuh planet lain yang mengitari matahari yang kemudian kesemuanya itu disebut sistem tata surya.

Matahari bukanlah bintang tunggal. Di galaksi Bimasakti (milky way), tempat sistem tata surya berada, terdapat miliaran bintang. Semua bintang ini mengorbit pusat galaksi yang disebut lubang hitam yang sangat besar dan sangat padat (supermassive blackhole). Sistem tata surya juga bukan satu-satunya sitem planet yang ada di galaksi Bimasakti. Ada jutaan bahkan mungkin miliaran bintang lain di luar sana yang juga dikelilingi planet-planet. Memang hingga kini belum terkonfirmasi apakah kehidupan seperti di bumi juga terdapat di planet-planet lain tersebut. Pencarian bentuk kehidupan di planet lain itu masih menjadi pekerjaan yang menantang bagi para ilmuan saat ini.

Galaksi Bimasakti juga bukan satu-satunya galaksi di jagad raya ini. Diperkirakan terdapat 100 hingga 200 miliar galaksi di seluruh penjuru alam semesta yang teramati (hasil dari Big Bang). Galaksi-galaksi itu juga tidak berdiri sendiri melainkan saling terkoneksi satu sama lain yang kemudian terorganisasi sedemikian rupa sehingga membentuk yang namanya kluster-kluster galaksi. Terkadang galaksi-galaksi juga saling bertabrakan sehingga membentuk galaksi-galaksi yang lebih besar. Tentu saja, koneksi-koneksi antar galaksi masih menjadi misteri yang sangat besar bagi sains modern sekarang ini. Misteri itu pula yang mendorong para ilmuan di bidang astronomi dan kosmologi terus mencari tahu jawabannya melalui observasi dan penelitian terhadap langit di atas sana.


Bahkan teori kosmologi terbaru mengusulkan bahwa alam semesta juga tidak tunggal (universe) melainkan banyak (multiverse) (Carroll, 2021). Menurut teori alam semesta banyak ini, masing-masing alam semesta saling terkoneksi satu sama lain yang memungkinkan variasi hukum fisika. Hukum fisika yang berlaku di alam semesta kita ini kemungkinan berbeda dengan hukum fisika di alam semesta lainnya. Adanya variasi hukum fisika ini merupakan dukungan untuk teori string.
Koneksi di Otak Manusia

Dari berbagai macam spesies yang telah diketahui di permukaan bumi, spesies manusia memiliki keunikan sendiri. Manusia memiliki kemampuan belajar, menyadari dirinya sendiri, serta berpikir tingkat tinggi (menalar). Kemampuan itu muncul akibat koneksi di otak manusia yang jauh lebih canggih dibandingkan koneksi pada otak makhluk hidup lainnya. Perbedaan kemampuan itu disebabkan oleh perbedaan struktur otak. Pada otak manusia terdapat wilayah khusus berwarna abu-abu di bagian tepi otak yang tidak dimiliki otak spesies lain. Wilayah itu disebut korteks. Di wilayah ini terbentuk koneksi yang luar biasa rumitnya yang memungkinkan manusia mampu berpikir jauh lebih canggih dibandingkan spesies lain. Bagaimana koneksi di otak manusia terbentuk dan bekerja akan dibahas secara rinci pada Bab 3 Sinapsis: Koneksi di Otak Manusia.

Koneksi canggih di otak manusia memungkinkan manusia mampu belajar secara sadar. Kemampuan itu membuat manusia jauh lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan, tidak seperti kebanyakan spesies lain di muka bumi yang lebih mengandalkan insting. Kemampuan belajar juga membuat manusia mampu mengembangkan pikiran dan perasaannya yang kemudian memunculkan kemampuan tingkat tinggi lainnya seperti kreativitas, empati, serta kebijaksanaan. Bagaimana koneksi yang terbentuk ketika manusia belajar sehingga dapat mencapai kemampuan-kemampuan luar biasa tersebut akan dibahas pada Bab 4.

Kreativitas memungkinkan manusia membentuk dan menciptakan koneksi-koneksi baru yang belum ada sebelumnya. Kreativitas mendorong manusia menghadirkan ide-ide baru yang ketika ditindaklanjuti dapat menghadirkan cara hidup baru, cara berinteraksi baru, cara berkomunikasi baru, karya-karya seni baru, alat-alat atau teknologi baru, serta hal-hal baru lainnya yang malah mungkin belum terpikirkan saat ini. Kreativitas inilah yang membuat kehidupan manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu, tidak seperti spesies lain yang kehidupannya cenderung monoton. Bahkan di era sekarang perubahan tersebut mengalami akselerasi. Seperti apa pembentukan koneksi untuk memunculkan kreativitas akan dibahas pada Bab 5.

Koneksi unik dan canggih di otak manusia juga memungkinkan manusia mengelola emosi dan perasaannya sendiri sehingga membentuk kondisi mental yang disebut empati. Empati merupakan kemampuan seseorang merasakan perasaan orang lain, atau memikirkan pikiran orang lain, sehingga dia bisa menempatkan diri seperti orang lain tersebut. Empati dapat memunculkan perasaan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Empati merupakan modal utama dalam membangun koneksi sosial yang positif antar manusia. Bagaimana empati berkembang pada manusia serta seperti apa koneksi-koneksi yang terbentuk ketika manusia mencapai level berempati akan dibahas pada Bab 6.

Kecanggihan koneksi di otak manusia memungkinkan manusia memikirkan segala hal. Manusia dapat mengoneksikan semua hal yang telah diketahui dan dialaminya di dunia nyata. Manusia juga dapat memikirkan, membayangkan, serta mengimajinasikan segala sesuatu di luar dunia fisik yang dapat dialaminya (metafisika). Kemampuan berpikir seperti itu dapat mengantarkan manusia pada level kecerdasan yang lebih tinggi yang disebut kebijaksanaan. Bagaimana kebijaksanaan itu dapat dicapai serta seperti apa koneksi-koneksi yang terbentuk agar manusia dapat mencapai titik puncak kecerdasan tersebut merupakan topik pembahasan Bab 7.
Koneksi Sosial: Koneksi antar Manusia

Kecanggihan koneksi di otak manusia kemudian membuat koneksi antar manusia menjadi lebih rumit. Manusia kemudian membentuk koneksi sosial yang berbeda dengan koneksi antar spesies di dalam populasi makhluk hidup lain di muka bumi. Manusia membentuk koneksi pertemanan, pernikahan, keluarga, masyarakat, dunia bisnis dan usaha, serta bangsa dan negara. Di era modern sekarang ini terdapat 193 negara yang diakui dan menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Antar negara ini pun saling terkoneksi satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Berbeda dengan mahkluk hidup lain, manusia membentuk koneksi yang unik dalam menghasilkan keturunan untuk mempertahankan keberlangsungan spesiesnya. Makhluk hidup lain hanya perlu melakukan hubungan seksual tanpa ikatan apa pun. Sementara pada manusia, koneksinya tidak sesederhana itu. Laki-laki dan perempuan membuat komitmen untuk membina rumah tangga yang akan dijalani berdua sepanjang hidup. Komitmen seperti itu disebut pernikahan. Pernikahan sudah muncul sejak awal-awal kemunculan manusia dan bertahan hingga kini. Banyak agama yang menjunjung tinggi bahkan menyakralkan pernikahan. Bagaimanapun, institusi bernama pernikahan ini mengalami tantangan seiring berkembangnya zaman. Uraian tentang seperti apa koneksi ideal di dalam pernikahan, bagaimana mewujudkannya, isu-isu apa saja yang terkait dengan penikahan (misalnya pernikahan sesama jenis kelamin), masalah-masalah apa saja yang mungkin muncul dalam pernikahan, serta tantangan apa saja yang mungkin dihadapi dalam mempertahankan pernikahan akan dibahas pada Bab 8.

Menurut pandangan sosiologi, pernikahan dan keluarga yang terbentuk dari pernikahan merupakan pondasi dasar dalam membangun masyarakat yang aman, tentram, dan damai. Masyarakat sendiri sudah muncul sejak zaman prasejarah. Namun, pada waktu itu masyarakat yang terbentuk masih sangat sederhana karena jumlah anggotanya masih sedikit. Semenjak manusia mulai meninggalkan cara hidup berburu dan berpinda-pindah tempat lalu menetap di suatu tempat, pertumbuhan jumlah populasi pun meningkat. Akibatnya jumlah anggota masyarakat juga meningkat. Koneksi di dalam masyararakat pun mulai menjadi rumit. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan populasi manusia terus meningkat. Bahkan setelah perang dunia kedua, pertumbuhan populasi manusia mengalami percepatan luar biasa. Hingga saat ini jumlah penduduk dunia sudah hampir delapan miliar. Seperti apa koneksi ideal dalam masyarakat yang jumlah anggotanya sudah sangat banyak, isu-isu apa saja yang muncul di dalamnya, masalah-masalah serta tantangan apa yang dihadapi masyarakat modern akan dibahas pada Bab 9.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan aktivitas ekonomi. Pada mulanya aktivitas itu dilakukan secara sederhana, yaitu melalui tukar menukar barang yang dibutuhkan (barter). Seiring perkembangan peradaban manusia, aktivitas itu pun mengalami perubahan. Manusia menciptakan alat tukar yang lebih universal yang disebut uang. Manusia melakukan transaksi menggunakan alat tukar tersebut. Manusia memproduksi barang-barang yang dibutuhkan. Pada akhirnya muncullah perusahaan-perusahaan, bank, pasar barang, serta pasar modal guna mendukung aktivitas ekonomi tersebut. Perkembangan masyarakat modern membuat koneksi di dalam aktivitas ekonomi menjadi semakin rumit. Seperti apa koneksi ideal dalam aktivitas ekonomi, terutama dalam membangun bisnis dan usaha akan dibahas pada Bab 10.

Untuk mengatur koneksi manusia di dalam masyarakat yang semakin berkembang, manusia mengembangkan sistem-sistem pengaturan yang salah satunya berupa sistem politik. Sistem politik sangat dibutuhkan dalam menentukan pemimpin dalam suatu kelompok besar masyarakat. Pada mulanya berkembang sistem politik berupa monarki atau kerajaan. Sistem seperti itu banyak terbentuk di masa lalu, terutama di awal-awal peradaban manusia. Namun sistem tersebut tidak mampu bertahan seiring berkembangnya zaman karena mengandung kelemahan-kelemahan, misalnya muncul kesewenang-wenangan dan cenderung tidak adil. Setelah itu berkembanglah sistem politik berupa demokrasi yang dikemas dalam organisasi berbentuk negara. Sistem inilah yang masih bertahan hingga sekarang. Bagaimanapun, sistem bernegara ini pun menghadapi banyak ancaman dan tantangan. Seperti apa koneksi ideal dalam bernegara, serta apa saja ancaman dan tantangan dalam mempertahankan sistem bernegara dibahas pada Bab 11.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak luar biasa pada perkembangan peradaban manusia. Salah satu dampaknya pada manusia modern saat ini adalah munculnya globalisasi. Globalisasi telah membuat seluruh dunia terhubung satu sama lain sehingga menjadi seperti sebuah kampung besar. Globalisasi memaksa setiap manusia membangun koneksi dengan manusia lain di seluruh dunia. Sekat-sekat antar negara pun menjadi kabur. Globalisasi membuat negara-negara harus saling terkoneksi dalam rangka menciptakan perdamaian dunia. Seperti apa koneksi ideal antar negara, serta apa saja ancaman, masalah, dan tantangan yang dihadapi negera-negara dalam wewujudkan koneksi ideal tersebut dibahas pada Bab 12.

Bagaimanapun, koneksi canggih di dalam populasi manusia tidak selalu membawa manusia ke arah kemajuan. Dari sejarah perkembangan manusia kita tahu bahwa manusia sering kali membentuk koneksi buruk antar sesama yang bukannya mengarahkan umat manusia menjadi lebih maju dan lebih baik, melainkan mendatangkan masalah bahkan malapetaka bagi manusia sendiri. Di sepanjang sejarah umat manusia sering terjadi satu kelompok manusia memperbudak atau menjajah kelompok manusia lain. Manusia juga melakukan perang antar kelompok, antar suku, antar kerajaan, bahkan antar negara, yang bukannya membawa kepada kemajuan dan keteraturan, melainkan malah memunculkan kekacauan (chaos) dan mengarah kepada kemunduran. Bahkan hingga sekarang perang masih terus terjadi. Baru-baru ini terjadi perang antara Rusia dengan tentangganya, Ukraina. Bab-bab tentang koneksi antar manusia juga akan membahas tentang upaya membangun koneksi positif untuk mengurangi atau mencegah masalah atau malapetaka sekaligus mengarahkan perkembangan umat manusia ke arah kemajuan, keteraturan, dan keseimbangan.
Koneksi Manusia dengan Alam

Spesies manusia bukanlah entitas yang berdiri sendiri tanpa terkoneksi dengan entitas lain yang bukan manusia. Manusia bukan hanya terkoneksi antar sesamanya, melainkan juga terkoneksi sangat erat dengan alam. Tanpa alam, tidak ada manusia. Hal itu tidak berlaku sebaliknya. Tanpa manusia, alam tetap akan berjalan sebagaimana mestinya. Intinya, koneksi dengan alam dibutuhkan manusia. Bukan sebaliknya. Manusia membutuhkan segala hal yang ada di alam untuk bertahan hidup dan mempertahankan keberlangsungan spesies manusia. Manusia dapat terus bernapas karena didukung oleh alam (tersedianya oksigen di atmosfer). Manusia mendapatkan makanan (tumubuhan atau hewan) dari alam. Bahkan manusia dapat membangun dan mengembangkan peradaban, sumbernya pun dari alam (misalnya kayu dari hutan atau barang tambang).

Pada ruang lingkup yang agak sempit dapat dikatakan bahwa manusia adalah bagian dari sebuah ekosistem dan terkoneksi secara erat dengan semua komponen ekosistem. Keseimbangan ekosistem sangat bergantung dengan seperti apa koneksi manusia dengan komponen ekosistem lainnya. Jika manusia menjalankan perannya dengan baik serta membangun koneksi yang baik dengan semua komponen ekosistem lainnya, keseimbangan ekosistem pun dapat terjaga. Begitu pula sebaliknya, jika manusia membangun koneksi yang buruk dengan komponen ekosistem, maka keseimbangan ekosistem dapat terganggu bahkan terancam. Seperti apa koneksi manusia di dalam ekosistem dan bagaimana peran manusia di dalamnya dibahas secara rinci pada Bab 13.

Pada ruang lingkup yang lebih luas, manusia merupakan bagian dari biosfer. Apapun aktivitas yang dilakukan manusia akan berdampak pada biosfer. Aktivitas baik akan berdampak baik. Begitu juga dengan aktivitas buruk akan berdampak buruk. Keserakahan manusia dalam mengeksploitasi alam, seperti melakukan penambangan besar-besaran, konversi hutan menjadi perkebunan atau pemukiman, dan lain sebagainya, telah menimbulkan masalah besar di biosfer. Pembangunan yang berlebihan dan tidak terkendali telah berdampak buruk pada biosfer. Dua masalah besar yang sedang terjadi pada level biosfer dan sedang dihadapi umat manusia saat ini sebagai akibat dari aktivitas buruk dan berlebihan tersebut adalah pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim. Bagaimana koneksi yang seharusnya dibentuk manusia dengan semua komponen biosfer, seperti apa dampak buruk jika manusia membangun koneksi buruk dengan biosfer, serta bagaimana manusia mencegah dan menanggulangi masalah-masalah di biosfer akan dibahas pada Bab 14.
Koneksi Digital: Internet, Kecerdasan Buatan, dan Metaverse

Salah satu hal yang sangat menakjubkan di alam semesta ini adalah seiring berjalannya waktu, muncullah bentuk koneksi-koneksi baru. Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada awal munculnya alam semesta, hanya ada koneksi antar quarks yang membentuk proton atau neutron. Seiring berjalannya waktu, bermunculanlah koneksi-koneksi baru, seperti koneksi antara proton dengan neutron yang membentuk inti atom. Inti atom ini juga terkoneksi dengan elektron sehingga membentuk atom yang utuh. Selama miliaran tahun, atom-atom berevolusi lalu mulai memunculkan koneksi-koneksi baru hingga terbentuklah makhluk hidup, termasuk manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat selama dua abad ini telah memicu munculnya koneksi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Koneksi-koneksi baru ini tidak muncul secara alami, melainkan karena campur tangan manusia. Koneksi-koneksi baru ini muncul terutama sebagai dampak dari kemampuan luar biasa yang dimiliki manusia, yaitu kreativitas. Koneksi baru yang dibentuk oleh manusia modern sekarang ini adalah koneksi digital. Beberapa koneksi digital yang berdampak besar serta mempengaruhi semua bidang kehidupan manusia saat ini adalah internet, kecerdasan buatan, dan metaverse.

Internet merupakan suatu sistem jaringan komputer yang saling terhubung secara global dengan menggunakan paket protokol internet untuk menghubungkan perangkat di seluruh dunia. Jaringan ini dapat berupa jaringan privat, publik, akademik, bisnis, pemerintah lokal hingga lingkup global. Koneksi tersebut dihubungkan oleh beragam teknologi elektronik, nirkabel, maupun jaringan optik. Beragam sumber daya dan layanan informasi dibawa oleh internet, yang dapat berupa dokumen hiperteks yang saling terkait, aplikasi world Wide Web (WWW), surat elektronik, telepon, serta berbagi berkas. Internet telah memudahkan dan mempercepat proses berbagi informasi dan berkomunikasi.

Kecerdasan buatan merupakan simulasi dari kecerdasan yang dimiliki manusia dengan cara dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia. Dengan kata lain, kecerdasan buatan merupakan sistem komputer yang bisa berpikir dan memiliki kecerdasan layaknya manusia. Sama halnya dengan manusia, kecerdasan buatan membutuhkan data untuk dijadikan pengetahuan. Selain itu, kecerdasan buatan juga membutuhkan pengalaman untuk mengembangkan kecerdasannya agar bisa lebih baik lagi. Kecerdasan buatan melakukan apa yang dilakukan manusia yaitu belajar, menalar, dan memperbaiki diri. Perbedaan antara kecerdasan buatan dengan kecerdasan manusia adalah pada sunbstansi yang terkoneksi selama proses pembentukan kecerdasan itu. Kecerdasan manusia melibatkan sel dan jaringan organik di otak serta koneksi yang disebut sinaps. Sementara kecerdasan buatan melibatkan perangkat elektronik (hardware) dan program-program perangkat lunak (software) yang terkoneksi satu sama lain secara digital.

Kehadiran internet, kecerdasan buatan, serta teknologi informasi dan komunikasi lainnya telah memunculkan dunia baru yang disebut metaverse. CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dan CEO Microsoft, Satya Nadela, memprediksi bahwa metaverse akan menjadi masa depan internet. Bahkan Zuckerberg menindaklanjuti prediksinya itu dengan melakukan rebranding pada induk perusahaan Facebook yang awalnya dinamai Facebook. Inc. diubah menjadi Meta Platforms. Nama Meta itu merupakan tanda keseriusan Zuckerberg memasuki era metaverse.

Metaverse merupakan sebuah jaringan terintegrasi dunia tiga dimensi virtual. Dunia ini dapat diakses melalui perangkat berupa headset realitas virtual (virtual reality). Metaverse dapat mengoneksikan orang-orang di dalam dunia virtual tersebut. Manusia memasuki metaverse menggunakan avatar yang mewakilinya di dalam sana. Masing-masing avatar dapat saling berinteraksi satu sama lain dan memanipulasi lingkungan mereka.

Internet, kecerdasan buatan, serta metaverse merupakan teknologi yang sedang dan masih akan terus berkembang. Sama seperti teknologi-teknologi lain, ketiganya memiliki potensi kebaikan maupun keburukan. Di satu sisi, ketiganya dapat memudahkan pekerjaan manusia. Misalnya Google yang telah dibekali kecerdasan buatan mampu mendeteksi kebutuhan penggunanya sehingga dapat merekomendasikan konten-konten yang dibutuhkan si pengguna. Di sisi lain, ketiganya pun dapat menimbulkan masalah. Misalnya, keberadaan internet telah mempercepat penyebaran berita bohong (hoax). Berita-berita seperti itu telah melemahkan, mengancam, bahkan merusak koneksi sosial antar umat manusia.

Metaverse pun bukan tanpa masalah. Di dalam metaverse juga rentan terjadi kriminalitas. Avatar di dunia metaverse dapat melakukan tindak kejahatan terhadap avatar lain. Sebuah laporan menunjukkan bahwa salah satu avatar pernah menyerang avatar lain secara seksual berupa tindak pemerkosaan (Kompas.com, 2022). Pemerkosaan di dunia virtual tersebut ternyata juga berpengaruh negatif terhadap kehidupan korbannya di dunia nyata. Kejadian itu menimbulkan trauma sungguhan pada orang yang menjalankan avatar yang menjadi korban tersebut.

Teknologi-teknologi canggih di era digital telah, sedang, dan akan terus mengubah dan mendisrupsi peradaban manusia. Teknologi-teknologi tersebut telah berhasil menghadirkan interkonektivitas, sistem cerdas, dan otomasi. Interkonektivitas bermakna bahwa masing-masing sistem yang ada di seluruh penjuru dunia dapat terhubung satu sama lain. Sistem-sistem itu pun memiliki kecerdasannya sendiri yang tidak lagi bergantung pada manusia dalam menganalisis informasi dan mengambil keputusan. Hal itu membuat setiap sistem bekerja secara otomatis tanpa banyak campur tangan manusia. Ketika teknologi itu diterapkan di dunia industri, maka muncullah Revolusi Industri 4.0.

Istilah Revolusi Industri 4.0 dimunculkan di Jerman dan diumumkan pada tahun 2011 (Lasi dkk., 2014). Revolusi ini berupa perubahan dalam cara memproduksi dan memasarkan barang dan jasa. Ciri khas revolusi ini yang membedakan dengan revolusi industri sebelumnya adalah produksi barang dan jasa tidak lagi melibatkan manusia melainkan dilakukan sepenuhnya secara otomatis, melibatkan jaringan industri global, mengurangi dampak sosial yang negatif, mengubah esensi dari paten industri, serta membuat sebuah kemungkinan untuk perubahan arah spesialisasi produksi industri secara cepat (Popkova dkk., 2019).

Koneksi digital, teknologi informasi dan komunikasi, serta Revolusi Industri 4.0 juga telah mengubah masyarakat. Perubahan itu terjadi di semua bidang kehidupan, mulai dari perubahan gaya hidup, cara bersosialisasi, cara berkomunikasi, cara berbelanja, dan lain sebagainya. Hal itu mendorong pemerintah Jepang pada tahun 2016 mengenalkan revolusi bentuk lain yang disebut dengan Masyarakat 5.0 (Society 5.0) (Rojas dkk., 2021). Konsep Masyarakat 5.0 di Jepang menekankan pada pemanfaatan kemajuan teknologi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengancam masyarakat Jepang, seperti penuaan, tingkat kelahiran, kekurangan daya saing, dan lain sebagainya. Konsep itu digunakan untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan.

Koneksi digital beserta disrupsi yang dihadirkannya tidak bisa dihindari. Ketika koneksi itu sudah muncul, manusia tidak bisa lagi menolak atau menyangkal kehadirannya. Cara bijak untuk menyikapi kehadirannya adalah dengan mengelola dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Manusia harus mampu membangun koneksi yang positif dengan dunia digital. Koneksi dengan dunia digital saat ini dan di masa yang akan datang paling tidak berupa koneksi manusia dengan komputer serta koneksi manusia dengan robotika yang akan diuraikan pada Bab 15.
Evolusi dan Potensi Koneksi Baru di Masa Depan

Pembentukan koneksi merupakan keniscayaan. Koneksi adalah cara kerja alam. Pembentukan koneksi-koneksi baru telah membuat alam semesta terus berevolusi. Koneksi itu sendiri mengalami evolusi. Evolusi koneksi di alam semesta telah membuat makhluk hidup pun ikut berevolusi. Pikiran manusia berevolusi. Kehidupan manusia berevolusi. Singkatnya, evolusi koneksi telah membuat segala hal berevolusi.

Masing-masing bab di dalam buku ini akan mencoba mengenalkan kemungkinan-kemungkinan terbentuknya koneksi baru di masa yang akan datang. Kemungkinan itu sangat banyak dan mungkin tanpa batas karena manusia memiliki kemampuan luar biasa yang bernama kreativitas yang tanpa batas. Kreativitas manusia telah memunculkan koneksi-koneksi baru di masa lalu maupun di masa sekarang. Kemungkinan besar, kreativitas manusia akan terus memunculkan koneksi-koneksi baru di masa yang akan datang.

Kreativitas manusia ditenagai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi, kreativitas manusia pun semakin berkembang. Jika akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus meningkat seperti sekarang ini, kemungkinan besar akan muncul lebih banyak lagi koneksi-koneksi baru di masa yang akan datang sebagai hasil dari kreativitas manusia yang tanpa batas.

Ke mana arah perkembangan koneksi-koneksi baru yang terbentuk akan menentukan seperti apa kehidupan manusia di masa yang akan datang. Agar arahnya tidak keliru, manusia juga harus mengembangkan dan menggunakan empati dan kebijaksanaan. Empati dibutuhkan agar setiap kemunculan koneksi baru tidak mengganggu atau merusak koneksi sosial antar manusia. Kebijaksanaan dibutuhkan agar pembentukan koneksi baru mengarah kepada kemajuan, keteraturan, dan keseimbangan, baik bagi manusia sendiri, makhluk hidup lain, maupun seluruh alam semesta.

Bab 16 akan mencoba memberikan rambu-rambu atau pedoman dalam membentuk atau menciptakan koneksi baru. Rambu-rambu atau pedoman itu dibutuhkan agar pembentukan koneksi baru di masa depan mengarah pada kemajuan, keteraturan, dan keseimbangan. Rambu-rambu itu juga dibutuhkan untuk mencegah dampak buruk dari pembentukan koneksi baru terhadap kehidupan manusia, makhluk hidup yang lain, alam sekitar serta seluruh alam semesta. Mudah-mudahan ikhtiar manusia dalam membangun koneksi-koneksi baru yang jauh baik dan berkualitas di masa yang akan datang dapat membuat keberadaan manusia di muka bumi ini menjadi lebih bermakna.
Referensi

Carroll, S. (2021). Yang Jauh Tersembunyi (terjemahan). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Forbes.com. 2022. Forbes World’s Billionaires List: the richest in 2022. [online]. Diakses pada tanggal Juni 2022 melalui: https://www.forbes.com/billionaires/

The Times of India (2020). Top 10 Richest People in the World in 2020. [online]. https://timesofindia.indiatimes.com/business/international-business/top-10-richest-people-in-world-in-2020/articleshow/79992357.cms

Kompas.com (2022). Perempuan Asal Inggris Mengaku Jadi Korban Pemerkosaan di Metaverse. [online]. Diakses tanggal 3 Jul 2022 melalui: https://www.kompas.com/wiken/read/2022/02/05/204000481/perempuan-asal-inggris-mengaku-jadi-korban-pemerkosaan-di-metaverse?page=all

Lasi, H., Fettke, P., Feld, T., & Hoffmann, M. (2014). Industry 4.0. Business and Information Systems Engineering, 6(4), 239–242. https://doi.org/10.1007/s12599-014-0334-4

Popkova, E. G., Ragulina, Y. V., & Bogoviz, A. V. (2019). Fundamental differences of transition to industry 4.0 from previous industrial revolutions. In Industry 4.0: Industrial Revolution of the 21st Century (Vol. 169, pp. 21–29). https://doi.org/10.1007/978-3-319-94310-7_3

Rojas, C. N., Penafiel, G. A. A., Buitrago, D. F. L., & Romero, C. A. T. (2021). Society 5.0: A Japanese concept for a superintelligent society. Sustainability, 13(12), 1–16. https://doi.org/10.3390/su13126567

Statista. 2021. Biggest companies in the world by market capitalization 2021. [Online]. Diakses tanggal Juni 2022 melalui: https://www.statista.com/statistics/263264/top-companies-in-the-world-by-market-capitalization/#:~:text=With%20a%20market%20capitalization%20of,and%20Google's%20parent%20company%20Alphabet.

Statista. 2022a. Facebook: number of monthly active users worldwide 2008-2022. [Online]. Diakses tanggal Juni 2022 melalui: https://www.statista.com/statistics/264810/number-of-monthly-active-facebook-users-worldwide/

Statista. 2022b. Facebook advertising revenue in the U.S. 2018-2023. [Online]. Diakses tanggal Juni 2022 melalui: https://www.statista.com/statistics/253651/facebook-us-ad-revenue/
Theguardian.com. Facebook: 10 years of social networking, in numbers. [Online]. Diakses tanggal Juni 2022 melalui: https://www.theguardian.com/news/datablog/2014/feb/04/facebook-in-numbers-statistics

Komentar