Langsung ke konten utama

Prinsip Utama dan Sederhana dalam Membelajarkan Anak di Rumah

Belajar merupakan kunci kesuksesan dalam hidup. Hampir semua orang dapat mencapai kesuksesan karena belajar. Memang ada yang sukses tanpa sekolah. Tapi tetap saja kesuksesannya itu dikarenakan dia belajar. Hanya belajarnya tidak di sekolah melainkan belajar sendiri dari pengalaman dan kehidupannya.

Setiap orang tua tentu berharap anak-anak mereka sukses dalam kehidupan. Tidak ada pilihan bagi orang tua yang menginginkan anak-anaknya sukses kecuali harus membiasakan mereka belajar sejak dini di rumah. Berikut beberapa prinsip utama dan sederhana untuk membiasakan anak belajar sehingga mereka menjadi pembelajar sejati.

1. Tanamkan persepsi di diri anak bahwa "belajar itu menyenangkan"

Sama seperti orang dewasa, anak menyukai sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan. Anak cenderung akan mengulangi apa yang disenanginya dan menghentikan apa yang tidak disenanginya. Kalau belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, mereka akan cenderung mengulanginya lagi dan lagi hingga belajar menjadi kebiasaan bagi mereka.

Anak saya yang kecil menyenangi putri-putri ciptaan Disney. Ketika saya mengenalkan huruf-huruf dan mengajarinya membaca, saya menyajikan berbagai macam gambar putri tersebut. Saya menyandingkan huruf serta membuat kata dan kalimat terkait dengan putri-putri itu. Dia pun sangat senang belajar dan ingin terus mengulanginya.

Bagaimana kalau orang tua mengajari anak sambil marah-marah? Persepsi bahwa belajar itu menyenangkan tidak akan muncul dalam pikiran mereka. Mungkin itu yang membuat anak menjadi malas belajar.

2. Hindari suasana yang membosankan dalam belajar

Semua orang tidak menyukai sesuatu yang membosankan. Begitu juga dengan anak. Belajar menjadi membosankan kalau dilakukan dengan cara yang begitu-begitu saja. Agar anak tidak bosan belajar, ciptakan variasi aktivitas belajar. Buat tantangan-tantangan kecil yang membuatnya termotivasi untuk menaklukkannya. Tentu saja tantangan itu harus disesuaikan dengan kemampuannya.

Ketika saya mengajari anak saya yang besar menghapal bacaan sholat, saya awalnya memintanya untuk membaca lambat. Lalu secara perlahan saya tantang dia untuk mempercepat bacaannya. Lalu saya tantang lagi dia untuk membaca dalam satu tarikan napas. Dia yang awalnya mengantuk berubah menjadi bersemangat.

3. Beri penghargaan yang pantas setelah anak mencapai sesuatu

Semua orang ingin dihargai. Begitu pun dengan anak. Penghargaan dapat menumbuhkan kesan yang menyenangkan di diri anak. penghargaan merupakan salah satu cara untuk memenuhi prinsip nomor satu di atas. Ketika anak berhasil mencapai sesuatu, sebaiknya segera beri penghargaan. Bentuk penghargaan yang paling murah adalah kata-kata atau kalimat pujian seperti kata "mantap," "keren," "good job," "awesome," "belajarnya semangat banget ya!"dan lain sebagainya.

Anak saya yang kecil suka kalau dikatakan belajarnya sangat cepat. Ketika dia mengaji, saya sering memujinya dengan kalimat "Wuiihh dek, cepet banget ngajinya. Sebentar saja udah selesai. Bakal nyusul mbaknya nih!" Dia pun makin semangat belajar ngaji. Tentu saja, setiap kali dia berhasil membaca satu kata, saya beri pujian dengan kata mantap, keren, hebat, secara bergantian. Itu membuatnya terus fokus dan bersemangat.

Contoh-contoh yang saya sajikan di atas tentu tidak berlaku pada semua anak. Karakteristik setiap anak tentu harus dikenali oleh orang tuanya. Orang tua sebaiknya menggali lebih dalam tentang apa yang disukai anak, apa yang tidak disukai, apa yang menarik perhatian mereka, potensi apa yang mereka miliki, sejauh mana batas kemampuan mereka, apa yang membuat mereka tertantang, dan lain sebagainya.

Semoga tulisan di atas bermanfaat.

Sumber Gambar: https://www.kalderanews.com/wp-content/uploads/2020/03/Mendampingi-anak-belajar-di-rumah-640x381.jpg

Komentar

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar positif dan membangun untuk kebaikan kita bersama. Terimakasih.