Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Sumber Kreativitas

Bagi siapa pun yang ingin  berkarya secara konsisten, penting untuk memiliki dan menjaga kreativitas. Kreativitas adalah senjata utama untuk menghasilkan ide-ide kreatif yang dapat dieksekusi menjadi karya atau produk kreatif. Berita baiknya, kreativitas bukanlah anugerah untuk orang-orang berbakat saja, melainkan bisa dimiliki semua orang. Banyak model kreativitas yang telah diajukan oleh para pakar untuk menjelaskan darimana sumber kreativitas. Namun, satu model yang paling sederhana dan telah diterima banyak pakar adalah model yang diajukan oleh Amabile. Menurut Amabile (1998), kreativitas merupakan perpaduan antara keahilan, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi (lihat gambar).  Keahlian merupakan perpaduan antara pengetahuan dan pengalaman. Semua orang punya kesempatan belajar yang sama untuk menambah pengetahuan (tidak harus sekolah). Sementara pengalaman dapat membuat pengetahuan menjadi lebih permanen dan bermakna. Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan meng

5 Alasan Indonesia Bisa Menjadi Negara Adidaya

Sebagaimana kebanyakan orang, saya pun memiliki impian. Pada awalnya impian itu bersifat pribadi dan sempit, salah satunya ingin menjadi penulis terkenal. Lama kelamaan impian itu mulai berkembang menjadi impian besar dan bersifat kolektif, yaitu ingin turut berjuang menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya.

Profesi Ini Belum Akan Tergantikan oleh Robot dan Kecerdasan Buatan

Oleh: Feri Noperman Perubahan dan perkembangan memang tidak dapat dihindari. Itu adalah cara kerja alam yang tidak bisa ditolak. Sayangnya, perubahan dan perkembangan tidak selalu menghadirkan berita gembira. Sering kali pula perubahan dan perkembangan menimbulkan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, hingga masalah-masalah baru yang sulit dipecahkan.

Menitipkan Impian Melalui Tulisan

Oleh: Feri Noperman Kita semua punya impian, mulai dari impian receh sampai impian tingkat tinggi. Seperti apa pun impian itu, tetap saja harus disyukuri karena itu adalah anugerah yang luar biasa. Impian merupakan ciri khas kita sebagai manusia yang membedakan kita dengan makhluk hidup yang lain. Impianlah yang menggerakkan perubahan dan perkembangan kehidupan manusia sehingga kehidupan berkelompok populasi manusia sangat jauh berbeda dengan spesies lain seperti singa, cacing, ikan, rerumputan, atau bakteri.

Kenapa Akhirnya Saya Membuat Blog?

Sebenarnya saya sudah lama tahu tentang Blogger dan manfaatnya dalam dunia kepenulisan. Tapi dulu saya tidak begitu tertarik. Baru beberapa hari ini saya akhirnya memutuskan untuk membuat blog pribadi. Mungkin ada beberapa sahabat di dunia maya terutama di Facebook yang bertanya-tanya, kenapa akhirnya saya membuat blog pribadi. Kalau ada yang penasaran, berikut saya ceritakan alasannya. Paling tidak ada lima alasan.

Kenapa Bukunya tidak Digratiskan? (Bagian 1)

Ide tulisan ini muncul ketika saya menghadapi rekan yang bersikeras ingin mendapatkan buku saya secara gratis. Waktu itu saya baru saja menerbitkan buku perdana yang berjudul  Pendidikan Sains dan Teknologi , yang ditulis selama hampir delapan tahun. Saya tidak bisa memenuhi permintaannya itu karena saya merasa dia kurang menghargai perjuangan saya yang berdarah-darah dalam menyelesaikan buku itu. Namun, karena pada waktu itu saya tidak enak hati untuk menolak langsung, tiba-tiba munculah ide untuk menuliskan penolakan itu melalui tulisan ini. Baca juga:  Penulis, Tulisan, dan Peradaban Tulisan ini bukan untuk menyinggung perasaan, melainkan sebagai bahan renungan betapa pentingnya sikap menghargai perjuangan orang lain. Ada dua bagian tulisan yang akan disajikan. Bagian pertama ini akan membahas dari aspek proses penulisan dan penerbitan buku. Sementara bagian kedua akan membahas dari aspek nilai sebuah buku. Pertanyaan yang mendorong munculnya tulisan ini sangat sederhana, sama seper

Kebencian yang boleh dipelihara

Belakangan ini begitu banyak kebencian yang menyebar tidak terkendali terutama di berbagai media sosial. Hal itu membuat jempol saya pun tergelitik untuk turut bergoyang memberikan komentar dan menuliskan tulisan ini. Kebencian memang bagian yang tidak terpisahkan di dalam diri kita sebagai manusia. Tapi tentu tidak semua hal harus dan dapat kita benci. Kalau pun kita ingin memelihara kebencian, maka bencilah satu hal ini. Bencilah keburukan-keburukan, baik yang ada pada orang lain, tentu saja yang ada di dalam diri sendiri.

Merdeka dari musuh di dalam diri

Pada dasarnya, dunia nyata maupun dunia maya itu indah. Tapi manusialah yang sering mengotorinya dengan umpatan, cacian, hasutan, sumpah serapah, perundungan, serta hal-hal negatif lainnya. Kenapa masih ada orang yang berperilaku seperti itu? Karena mereka belum mampu memerdekakan dirinya dari pikiran negatif, penyakit hati, dan banyak hal negatif lainnya yang bersemayam di dalam dirinya.

Diakui di Negeri Canggih, Dilupakan di Negeri Sendiri?

Wajar rasanya kalau saya merasa bahagia ketika artikel ilmiah kami diterima di jurnal internasional terindeks scopus (Q3) untuk pertama kalinya. Apalagi saya menjadi penulis pertama. Artikel tersebut diterbitkan secara resmi di Malaysian Online Journal of Educational Management (MOJEM) awal tahun 2020. Kebahagiaan itu bukan tanpa alasan. Belakangan ini scopus sedang menjadi primadona yang mempesona sekaligus momok yang menakutkan bagi banyak dosen di Indonesia. Bisa berdamai dan berkawan dengan scopus mungkin merupakan idaman sebagian besar dosen Indonesia.

Penulis, Tulisan, dan Peradaban

Oleh: Feri Noperman Menghargai tulisan beserta penulisnya merupakan sikap yang sangat penting untuk ditumbuhkan. Para penulis dan tulisannya telah berkontribusi luar biasa dalam mendukung dan mendorong perkembangan peradaban manusia sehingga menjadi sangat maju seperti yang kita rasakan sekarang. Namun sayangnya, berdasarkan kajian terhadap sejarah peradaban manusia, penulis dan tulisannya sering kurang dikenang dan dihargai secara pantas oleh umat manusia, termasuk oleh generasi kita saat ini. Nama mereka tenggelam di balik nama besar raja, ratu, kaisar, panglima perang, artis, atau orang-orang super kaya. Padahal, kontribusi mereka tidak kalah besarnya jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh besar dan terkenal tersebut.

Kenapa Bukunya Tidak Digratiskan? (Bagian 2)

Pada artikel sebelumnya telah diuraikan alasan kenapa sebuah buku sebaiknya tidak digratiskan. Ulasan pada bagian tersebut dikaji dari aspek proses penulisan sebuah buku yang begitu rumit, panjang, dan berliku-liku. Artikel bagian kedua ini akan membahas alasan lainnya, yaitu dilihat dari aspek nilai yang terkandung dalam sebuah buku. Dapatkan di Shopee atau Playstore Salah satu sumber kebahagiaan bagi seorang penulis buku adalah ketika buku yang ditulisnya dihargai dengan baik oleh para pembaca. Wujud penghargaan itu misalnya buku tersebut dibeli, dikoleksi, dibaca, dikomentari, didiskusikan, dimanfaatkan, dijaga, dan dirawat dengan baik.  Seorang penulis tentu sangat bahagia kalau melihat bukunya senantiasa dibaca, diletakkan di lemari kaca, di rak paling atas, diberi kapur barus supaya tidak jamuran atau dimakan rayap, dibersihkan dari debu pada waktu-waktu tertentu, dan seterusnya.  Sebaliknya, seorang penulis akan sangat terluka kalau mengetahui bukunya tidak pernah dibaca, halama

Modal Dasar Menjadi Penulis Istiqomah

Profesi sebagai penulis profesional sudah menjadi pekerjaan yang menjanjikan. Beberapa penulis profesional bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup, melainkan juga mendapat rezeki melimpah sehingga menjadi kaya raya berkat tulisannya yang menjadi best seller .  Untuk level internasional, sebut saja J.K. Rowling yang menjadi kaya raya berkat karya fenomenalnya Harry Potter. Ada juga penulis klasik  J.R.R. Tolkien yang pundi-pundi uangnya terus mengalir hingga kini berkart trilogi  Lord of the Rings -nya. Dan Brown berhasil memukau dunia dengan tokoh Langdon dalam  Da Vinci Code atau Angel and Demon -nya sehingga berhasil menjadi salah satu miliarder dari kegiatan menulis.

Pendidikan dari Kacamata Saya

Bagi saya, pendidikan sangat penting, terutama dalam kehidupan saya pribadi. Pendidikan telah mengubah banyak hal di diri saya, baik di dalam maupun di luar diri. Mungkin saya belum berhasil menjadi orang yang sangat hebat, terkenal, dan luar biasa. S aya belum sampai menjadi rektor universitas kelas dunia, pemimpin perusahaan raksasa, pemimpin partai besar, penemu rumus-rumus spektakuler, pencipta teknologi canggih, pencipta lagu-lagu popular, pengarang buku best seller , atau tokoh-tokoh hebat lainnya.  Tapi setidaknya, berkat pendidikan yang telah saya jalani selama lebih dari separuh kehidupan ini, saya sudah berhasil mengubah banyak hal-hal kecil di dalam kehidupan saya pribadi.

Pilih Mana, Kesuksesan atau Kebahagiaan?

Dulu saya sering galau, karena selalu diminta memilih salah satu dari beberapa pilihan yang ada. Ketika tamat SMP, saya dihadapkan pada pilihan apakah mau menjadi seniman atau montir. Sebenarnya hati kecil saya lebih memilih ingin menjadi seniman. Saat itu saya suka menggambar dan melukis. Tapi kata orang-orang sekitar, masa depan seniman tidak jelas.  Saya pun kemudian memilih (sebenarnya lebih ke arah dipilihkan) menjadi montir (masuk STM jurusan otomotif).  Ketika tamat STM dan diberi kesempatan kuliah, saya kembali dihadapkan dengan pilihan apakah mau menjadi insinyur (menindaklanjuti jurusan di STM) atau menjadi yang lain. Tanpa sengaja, saya memilih yang lain. Saya sebut yang lain karena pada waktu itu saya tidak tahu jurusan yang saya pilih akan menjadi apa. Saya baru menyadari bahwa jurusan itu nanti akan menjadi guru ketika sudah kuliah.