Langsung ke konten utama

PARADIGMA

Oleh: Feri Noperman

Jika Anda merasa dunia selalu terlihat gelap, sempit, penuh dengan penderitaan, atau tidak ada indah-indahnya sama sekali. Mungkin kesalahan bukan terletak pada dunia di luar sana. Mungkin kesalahan itu terletak pada kacamata yang Anda gunakan selama ini untuk melihat dunia.

Kalau Anda menggunakan kacamata hitam, maka dunia akan selalu terlihat gelap. Kalau Anda menggunakan kacamata merah, maka dunia akan selalu terlihat merah berdarah-darah. Kalau Anda menggunakan kacamata kuda, maka dunia akan selalu terlihat sempit. Kalau kacamata Anda berdebu, maka dunia akan selalu terlihat kotor.

Sebaliknya, kalau Anda menggunakan kacamata bening dan bersih, maka dunia akan terlihat apa adanya. Pelangi akan terlihat berwarna-warni, dan mungkin indah. Pepohonan akan terlihat hijau, dan mungkin terasa menyegarkan. Lautan akan terlihat biru, dan mungkin dapat menenangkan. Keburukan pun akan terlihat buruk dan Anda bisa menghindarinya dengan baik.

Kacamata merupakan perumpamaan yang sering digunakan untuk menggambarkan paradigma. Secara sederhana, paradigma dapat diartikan sebagai keseluruhan cara melihat, memahami, memikirkan, serta memaknai dunia. Paradigma dibangun dari pengetahuan, pengalaman, dan keyakinan yang terbentuk sepanjang hidup. Paradigma yang kita miliki akan menentukan seperti apa dunia terlihat oleh kita.

Paradigma berada di alam bawah sadar. Mungkin hingga kini Anda jarang atau tidak menyadari sama sekali paradigma Anda sendiri. Untuk menyadari itu, perlu refleksi, introspeksi, bahkan kontemplasi yang mendalam. Refleksi adalah melihat kembali apa yang telah dilakukan. Introspeksi adalah peninjauan atau koreksi terhadap diri sendiri, baik itu perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya. Sementara kontemplasi adalah perenungan yang dilakukan secara mendalam dengan kebulatan pikiran atau perhatian penuh.

Jadi, kalau Anda masih merasa hidup Anda penuh dengan penderitaan. Anda merasa nasib belum berpihak. Anda merasa hidup seolah-olah tidak adil. Anda merasa tidak ada yang mendukung atau memedulikan. Coba Anda cek ke dalam diri sendiri. Mungkin yang tidak beres itu bukan nasib atau kehidupan di luar sana. Mungkin yang tidak beres itu adalah cara Anda melihat nasib dan hidup itu sendiri.

Coba sesekali lakukan refleksi, introspeksi, atau kontemplasi untuk mengenali seperti apa kacamata (paradigma) yang sedang Anda pakai saat ini. Kalau kacamata itu buram dan gelap, coba usahakan menggantinya dengan kacamata yang bening. Kalau kacamata itu kotor, coba bersihkan dengan alat yang tepat agar tidak meninggalkan goresan. 

Kacamata atau paradigma Anda ditentukan oleh seperti apa pikiran dan hati Anda. Kalau ingin memiliki paradigma yang bersih dan jernih, maka bersihkan pikiran Anda dari pikiran-pikiran negatif, dan bersihkan hati Anda dari penyakit hati. 

Mudah-mudahan setelah paradigma Anda menjadi bening dan bersih, dunia dan kehidupan di luar sana terlihat apa adanya. Mudah-mudahan Anda mulai menyadari bahwa dunia di luar sana itu indah. Dengan begitu, mudah-mudahan kebahagiaan pun mulai terasa dekat dan bersahabat.

Komentar

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar positif dan membangun untuk kebaikan kita bersama. Terimakasih.