Langsung ke konten utama

Novel Puisi dan Cinta (Ringkasan Cerita)

Arjuna yang kecewa dengan dunia kerjanya yang tidak kondusif akhirnya mengubah arah. Dia yang awalnya berkutat dengan dunia ilmiah, mulai bergabung dengan para penulis sastra di Grup FB SMA. Disana dia bertemu dengan banyak orang yang unik dan hebat. Disana dia seperti menemukan keluarga.

Diantara semua sahabat SMA, ada satu yang menarik perhatiannya. Dia adalah seorang perempuan. Hanya itu yang Arjuna tahu. Perempuan ini sangat misterius karena tidak ada informasi sama sekali di profilnya. Perempuan itu bernama Ranusemesta. Ranusemesta sering menulis puisi yang menyayat hati. Tapi ketika mengobrol di kolom komen menjadi sangat ceria.

Tulisan Ranusemestalah yang kemudian banyak mengubah pikiran, perasaan, pandangan, dan tujuan hidup Arjuna. Pada awalnya, Arjuna yang pemikir logis sering meremehkan bahkan melecehkan puisi, tapi kemudian berbalik mencintai puisi setelah membaca puisi-puisi Ranusemesta. Puisi itu bukan hanya indah, tapi merasuk sangat dalam ke hati sehingga mendorong Arjuna untuk merenungkan kehidupannya. Arjuna seperti tercerahkan setelah membaca puisi-puisi Ranusemesta.

Puncak dari keterlibatan Arjuna di SMA adalah usulannya untuk menulis novel secara bersama-sama. Setelah ditawarkan di dinding SMA, Hampir 30 orang tertarik untuk ikut terlibat dalam proyek tersebut. 30 orang itulah yang akhirnya terlibat langsung dalam penulisan novel yang kemudian diberi judul PUISI DAN CINTA.

Perjuangan Arjuna mengkoordinir penulisan novel tersebut termasuk perjuangannya yang paling berat. Dia harus menyatukan pikiran yang berbeda-beda menjadi sebuah cerita. Kalau sekedar menyatukan pikiran, mungkin tidak masalah. Yang berat itu, menyatukan ego dibalik pikiran tersebut. Ego seringkali menjadikan perbedaan untuk berpisah bukan untuk bersatu.

Namun upayanya banyak mendapat kelancaran berkat bantuan luar biasa dari Ranusemesta. Perempuan itu rupanya sangat jenius sekaligus bijak dan penyabar. Ide-idenya luar biasa. Tulisannya pun penuh emosi. Tapi dia tidak pernah memaksakan kehendak. Dia selalu mengakomodir perbedaan yang ada.
Pada akhirnya, perjuangan Arjuna dan para sahabat SMA pun berhasil. Novel mereka pun dapat diselesaikan. Konflik, perbedaan pendapat, percekcokan, dan hal-hal lainnya memang tidak dapat dihindari. Tapi rasa kekeluargaan yang sudah tumbuh, membuat itu semua dapat dikalahkan.
Berita baiknya, ada penerbit mayor yang tertarik menerbitkan novel yang unik tersebut. Berkat pemasaran dan promo yang luar biasa, antusiasme pembaca novel tersebut sangat tinggi. Novel tersebut laris manis. Seminggu setelah dilaunching, cetakan pertama novel itu langsung ludes terjual. Dalam waktu satu bulan, novel itu mendapat predikat best seller.

Fenomena unik novel tersebut tidak luput dari pantauan televisi swasta. Salah satu televisi swasta pun memprogramkan acara untuk bincang-bincang secara live dengan para penulisnya. Para penulisnya yang sebelumnya belum pernah bertemu langsung sama sekali akhirnya diundang oleh televisi swasta tersebut. Tentu saja semua biaya ditanggung oleh tv swasta tersebut. Akhirnya, para penulis itu yang selalu kesulitan untuk kopdar, mendapatkan momen yang tepat untuk bertatap muka langsung. Mereka semua setuju untuk berkumpul pada momen itu.

Mendengar undangan itu, Arjuna pun bahagia luar biasa. Kebahagiaannya bukan karena penghargaan dan undangan itu, melainkan karena dia akan bertemu Ranusemesta, perempuan misterius yang telah banyak mengubah hidupnya. Mereka sering berinteraksi melalui media sosial, tapi Arjuna tak tahu sama sekali tentang perempuan itu. Selain itu, tak dapat dipungkirinya kalau dia menyimpan rasa. Hanya saja dia tak sanggup mengakui apalagi mengungkapkannya, karena takut Si Perempuan sudah ada yang punya.

Pertama kali mereka berkumpul, panitia kegiatan itu pun meminta para penulis memperkenalkan diri, yaitu nama pena dan nama asli. Sampai orang terakhir memperkenalkan diri, tidak ada yang mengaku sebagai Ranusemesta. Arjuna mulai bingung. Setelah dihitung, ternyata jumlahnya memang kurang satu. Berarti tidak ada Ranusemesta disana. Arjuna tidak bisa menghubunginya karena dia tidak punya kontak lain selain akun FB.

Arjuna keluar dari ruangan meninggalkan para sahabatnya untuk mencari tempat sepi. Sementara para sahabat lainnya mulai bercengkerama satu sama lain. Canda tawa dan rona ceria terpancar di wajah mereka. Entah sengaja atau tidak, hampir tidak ada yang menyadari bahwa tim mereka kurang satu, yaitu Ranusemesta. Rupanya hanya Arjuna yang menyadari itu.

Arjuna membuka ponselnya. Dia mengklik satu-satunya aplikasi yang menghubungkannya dengan Ranusemesta. Dia membuka beranda perempuan misterius itu. Isinya masih sama saja. Tidak ada postingan dalam seminggu terakhir. Dia kembali mengirim pesan melalui menu pengirim pesan. Terlihat pesan-pesan sebelumnya belum juga terbaca.

Ketika dia kembali ke beranda, muncul postingan terbaru. Tapi postingan itu dibuat orang lain, hanya menandai Ranusemesta. Arjuna segera membaca postingan itu [Memperingati 7 hari meninggalnya Kakakku tercinta Ranusemesta. Semoga Kakak ditempatkan di tempat terindah di alam sana].

Arjuna tersentak kaget. Jantungnya berdegup kencang. Tapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak punya kontak Ranusemesta selain akun itu. Darah panas mulai mengalir ke seluruh tubuhnya. Sampai kemudian dia menyadari kalau orang yang memposting berita tentang Ranusemesta tadi bisa menjadi jalan masuk. Dia pun mengirim pesan singkat ke nomor yang barusan menandai Ranusemesta. Beberapa menit kemudian dia mendapat balasan. Arjuna pun mendapatkan nomor ponsel yang dapat dihubungi. Setelah menelepon nomor tersebut, Arjuna langsung mencari taksi. Dia meninggalkan para sahabatnya yang masih tertawa ceria di gedung tv swasta tersebut.

Sebuah taksi mengantarkan Arjuna ke alamat yang diberikan adik Ranusemesta tadi. Singkat cerita, dia pun menemukan alamat tersebut dan bertemu langsung dengan adik Ranusemesta yang memposting berita tentang Ranusemesta di FB.

Dari adiknya Ranusemesta, Arjuna akhirnya tahu kalau di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, Ranusemesta masih sendiri. Tak punya pacar, apalagi suami. Tak ada yang tahu kenapa dia memilih sendiri, karena dia tak pernah bercerita kepada siapapun. Apakah karena penyakit yang dideritanya? Apakah karena kelainan pada wajahnya? Apakah karna pernah dikecewakan? Apakah karena pernah terluka teramat dalam? Tak ada yang tahu. Dan takkan pernah ada yang tahu. Karena rahasia itu telah ikut terkubur bersama jasadnya.

Arjuna sempat minta ditunjukkan foto-foto Ranusemesta. Tapi si Adik menggeleng. Katanya, kakaknya pernah berpesan kepada semua anggota keluarga, kalau dia meninggal, semua fotonya termasuk yang menempel di ijazahnya ikut dikuburkan bersama jasadnya. Keluarganya pun mengikuti pesan itu.

Adik Ranusemesta mengantar Arjuna ke pemakaman. Dia menunjukkan makam Ranusemesta. Setelah itu, dia meninggalkan Arjuna sendirian. Arjuna berlutut di makam Ranusemesta. Dia sempat tertegun lama. Dia diam seribu bahasa. Sampai kemudian bibirnya pun terlihat bergetar. Sambil terisak, Arjuna berucap:

Maafkan aku yang sempat meragu
Tak mampu mengungkap rasaku
Hanya karena kita tak pernah bertemu
Hanya karena sesuatu yang semu

Kupikir ku perlu menatap matamu
Untuk membulatkan rasaku
Kupikir ku perlu memandang wajahmu
Untuk meyakinkan hatiku

Kini baru kusadari
Apalah arti sebuah wajah
Itu tak menunjukkan apa-apa
Hati dan jiwalah intinya

Hati dan jiwamu telah meramu puisi yang begitu indah
Merasuk ke dalam relung jiwaku yang sempat hampa
Hingga logikaku mampu berdamai dengan rasa
Hingga ku tahu untuk apa dan kemana hidupku mengarah

Aku berjanji,
Aku takkan pernah mencari tahu tentang wajahmu
Sebab yang kubutuh hanyalah hati dan jiwamu

Mulai saat ini
Puisi dan cintaku hanya untukmu
Selamanya


Benarkah Ranusemesta sudah meninggal dunia?

Ataukah ada rahasia yang ingin disembunyikannya?

Akankah Arjuna menutup hatinya untuk perempuan lain?

Baca juga:

Novel M.I.T. (Sinopsis dan bagian awal)

Novel S.I.P (sekuel M.I.T) 

Novel Memilih Kebahagiaan (Sinopsis)

Sinopsis novel DARI RINDU KEPADA KENANG

Komentar