Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

PARADIGMA

Oleh: Feri Noperman Jika Anda merasa dunia selalu terlihat gelap, sempit, penuh dengan penderitaan, atau tidak ada indah-indahnya sama sekali. Mungkin kesalahan bukan terletak pada dunia di luar sana. Mungkin kesalahan itu terletak pada kacamata yang Anda gunakan selama ini untuk melihat dunia. Kalau Anda menggunakan kacamata hitam, maka dunia akan selalu terlihat gelap. Kalau Anda menggunakan kacamata merah, maka dunia akan selalu terlihat merah berdarah-darah. Kalau Anda menggunakan kacamata kuda, maka dunia akan selalu terlihat sempit. Kalau kacamata Anda berdebu, maka dunia akan selalu terlihat kotor. Sebaliknya, kalau Anda menggunakan kacamata bening dan bersih, maka dunia akan terlihat apa adanya. Pelangi akan terlihat berwarna-warni, dan mungkin indah. Pepohonan akan terlihat hijau, dan mungkin terasa menyegarkan. Lautan akan terlihat biru, dan mungkin dapat menenangkan. Keburukan pun akan terlihat buruk dan Anda bisa menghindarinya dengan baik. Kacamata merupakan perumpamaan ya

PERGESERAN SAMUDERA BIRU (BLUE OCEAN SHIFT)

Oleh: Feri Noperman Dari dulu, saya termasuk orang yang tidak setuju dengan sistem persaingan dengan orang lain untuk memperebutkan hal yang sama. Lebih spesifik lagi, saya tidak setuju dengan sistem peringkat di kelas dan di sekolah karena itu bentuk persaingan yang tidak adil dan tidak sehat. Menurut saya "berkompetisi dengan orang lain tidak pernah adil, sebab titik start dan bekal yang dimiliki setiap orang itu berbeda-beda." Sebenarnya saya termasuk orang yang diuntungkan dengan sistem peringkat di kelas dan di sekolah. Dari SD sampai SMA, saya sering juara kelas bahkan juara umum di sekolah (tapi sekolah pinggiran ya, bukan sekolah favorit, he he). Saya pernah juara 1 di kelas. Beberapa kali juga peringkat 2 dan 3. Saya bahkan pernah juara umum di SMP dan STM. Tapi tetap saja, keberhasilan saya mewujudkan cita-cita bukan karena status juara umum itu, melainkan berdasarkan upaya lain yang lebih masuk akal yaitu belajar. Walaupun saya juara umum di STM, nyatanya saya gaga

MELUAS DAN MENDALAM

Menulis buku itu bukan sekedar berkarya, melainkan juga aktivitas belajar dan mengembangkan diri. Menulis buku itu dapat melatih kemampuan berpikir agar makin tajam. Pikiran yang tajam dapat mempermudah menjalani kehidupan. Paling tidak ada dua macam proses berpikir yang dapat terus dilatih selama penulisan buku. Keduanya adalah berpikir meluas dan berpikir mendalam. Berpikir meluas dan mendalam itu laksana mengarungi samudera luas sekaligus menyelami palung terdalamnya. Memang agak berat dan beresiko, tapi manfaatnya luar biasa. Penulisan buku Inovasi Pembelajaran (on progress) telah mendorong saya melakukan kedua proses berpikir itu. Pada bab tentang Sumber Inovasi Pembelajaran, saya harus memikirkan semua hal yang mungkin menjadi sumber untuk melakukan inovasi pembelajaran. Keinginan untuk menghadirkan semua hal itu mendorong saya berpikir meluas, yaitu memikirkan semua hal yang ada di dunia ini (majas hiperbola, ya hee). Hasilnya? Tunggu saja bukunya terbit ya. Setelah memperoleh g

FILOSOFI PERJALANAN

Yang ingin mendahului, silakan Tapi jangan melampaui batas kecepatan Yang ingin cepat sampai, boleh jalan Semoga selamat sampai tujuan Tak perlu engkau menoleh ke belakang Aku tak perlu kau risaukan Biarlah sesekali kuberhenti atau berjalan pelan Sebab aku masih ingin menikmati perjalanan

Filosofi Pendidikan

Jangan paksa aku tuk jadi pemenang Apalagi untuk semua kompetisi atau semua pertandingan Banyak hal yang menentukan Termasuk takdir yang tak terelakkan Bukan mauku dilahirkan di mana Bukan salahku kalau DNA-ku tidak sempurna Apa dayaku ketika tidak mendapat kesempatan yang sama Apa kuasaku ketika mereka menutup semua pintu yang ada Kalau engkau hendak berjasa Paksalah aku untuk terus mencoba Bimbinglah aku untuk terus belajar dari mana saja Doronglah aku untuk berusaha secara luar biasa Dan jangan lupa, Ingatkanlah aku untuk tidak pernah menyerah Tidak hanya itu, Maklumilah aku tatkala membuat kesalahan Luruskanlah aku ketika mulai menyimpang Semangatilah aku sewaktu energiku mulai padam Terimalah aku saat menunjukkan perbedaan Hal yang paling penting dari semua itu adalah, Nasihatilah aku untuk senantiasa bersyukur, bersabar, dan berserah Sebab aku bukan Sang Maha Segalanya yang menjadi penentu titik akhirnya Hanya itu yang kuminta dngan sungguh-sungguh Semoga dapat membantuku untuk m

MENCINTAI DALAM DIAM

Ingin sekali rasanya aku menghilang Menyepi di sudut dunia yang paling hitam Agar tak tertangkap tatapanmu yang terang Agar tak terbersit dalam ingatanmu yang tajam Kuberharap Imajinasimu tak mampu lagi bayangkan wujudku Prasangkamu tak mampu lagi gambarkan tingkahku Hingga sadarmu yang paling sadar pun menganggapku tak pernah nyata Di sini dan di sana Sebelum ini maupun setelahnya Biarlah kumenghilang dalam bayang Biarlah kumencintaimu dalam diam Dari sini Dari balik kabut yang paling kelam

SESEDERHANA CINTA

Oleh: Feri Noperman Mungkin apa yang kuraih belum seperti yang kau harapkan Mungkin capaianku belum sehebat mereka yang kau idolakan Mungkin aku masih tertatih melalui jalan berliku ini Mungkin titik terang itu belum juga kutemui hinggi kini Kuberitahu Aku hanya butiran debu pengecut Yang mudah kalut tatkala diselimuti kabut Yang tak kuat mengejar fatamorgana yang dulu pernah kau sebut Seperti apa pun aku di matamu Aku akan tetap seperti ini Menjalani hidupku dengan sederhana Bersyukur atas anugerah melalui karya Bersabar atas ujian dengan senyum sumringah Apa lagi yang bisa kulakukan selain itu? Tidak ada Tidak penting seperti apa nanti hasilnya Aku tak punya kuasa menentukannya Apakah sampai ke puncak singgasana Atau malah terlempar ke lembah yang sama Aku hanya bisa pasrah menerima Apapun itu Aku hanya ingin menjalani semuanya dengan sederhana Sesederhana laju angin menggerakkan awan Sesederhana hujan menghidupkan kembali bumi yang gersang Sesederhana cintaku padamu yang tak pernah

SEBERAPA BERMAKNA HIDUP KITA?

Pada tataran makro kosmis (alam semesta besar), umur manusia tidak ada artinya sama sekali  dibandingkan dengan umur planet, bintang, galaksi, supermassive blackholes, serta banyak benda langit lainnya. Saat ini diperkirakan alam semesta tempat kita berada sudah berumur 13,77 miliar tahun. Galaksi bimasakti tempat tata surya kita berada sudah berumur 13,5 miliar tahun. Matahari (bintang terdekat dari bumi) telah berumur 4,6 miliar tahun. Sementara bumi sudah berumur 4,5 miliar tahun. Keberadaan manusia di alam semesta pun sama tidak berartinya. Kalau alam semesta diibaratkan sebagai pasir pantai di seluruh permukaan bumi, manusia laksana sebutir pasir yang dibagi-bagi lagi miliaran kali. Silakan khayalkan sendiri seperti apa ukurannya. Rasanya, membayangkannya pun sulit. Akan semakin tidak berarti lagi kalau keberadaan kita yang sangat kecil ini serta umur kita yang sangat singkat ini kemudian disia-siakan begitu saja. Akan sangat tidak berarti kalau hidup hanya digunakan untuk memuask