Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

5 Alasan Indonesia Bisa Menjadi Negara Adidaya

Sebagaimana kebanyakan orang, saya pun memiliki impian. Pada awalnya impian itu bersifat pribadi dan sempit, salah satunya ingin menjadi penulis terkenal. Lama kelamaan impian itu mulai berkembang menjadi impian besar dan bersifat kolektif, yaitu ingin turut berjuang menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya.

Profesi Ini Belum Akan Tergantikan oleh Robot dan Kecerdasan Buatan

Oleh: Feri Noperman Perubahan dan perkembangan memang tidak dapat dihindari. Itu adalah cara kerja alam yang tidak bisa ditolak. Sayangnya, perubahan dan perkembangan tidak selalu menghadirkan berita gembira. Sering kali pula perubahan dan perkembangan menimbulkan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, hingga masalah-masalah baru yang sulit dipecahkan.

Menitipkan Impian Melalui Tulisan

Oleh: Feri Noperman Kita semua punya impian, mulai dari impian receh sampai impian tingkat tinggi. Seperti apa pun impian itu, tetap saja harus disyukuri karena itu adalah anugerah yang luar biasa. Impian merupakan ciri khas kita sebagai manusia yang membedakan kita dengan makhluk hidup yang lain. Impianlah yang menggerakkan perubahan dan perkembangan kehidupan manusia sehingga kehidupan berkelompok populasi manusia sangat jauh berbeda dengan spesies lain seperti singa, cacing, ikan, rerumputan, atau bakteri.

Antara Aku, Kamu, dan Guillain Barre Sindrome itu

Oleh: Ilva "Aku tak sanggup lagi mendampingimu. Biarkan aku pulang, merawat anak-anak kita di rumah. Nanti, biar Mamak menggantikan aku di sini." Tiga kalimat keluar dari lisanku serupa mantra. Membuat air matamu dengan cepat menganak sungai, lalu mengalir membasahi rambutmu yang beberapa hari belum sempat kurapikan.

Elegi di Bukit Mimpi

Bagi para pejuang mimpi yang sedang berjuang mewujudkan impian (apa pun itu), jangan pernah menyerah, jangan pula berputus asa. Kamu tidak sendiri. Banyak pejuang mimpi yang melakukan hal yang sama. Beberapa orang bahkan mungkin harus melalui perjuangan yang sangat berat. Tapi tetap saja mereka berhasil.  Diantara para pejuang itu, ada pula yang berkenan membagikan pengalaman untuk menginspirasi dan menyemangati. Kali ini salah satu sahabat sesama alumni Universitas Bengkulu, Lubis Pirnandes, membagikan kisah perjuangannya dalam sebuah novel yang sangat inspiratif. Silahkan dikoleksi. Sepatah dua patah kata dari penulis Alhamdulillah untuk 100 eksemplar novel EBM yang sudah mendarat ke tangan pembaca dan diapresiasi. Jumlah yang belum seberapa mungkin untuk sebagian orang, tapi jumlah yang tak pernah terkirakan oleh saya sebelumnya mengingat karya pertama dan tentu begitu banyak kekurangannya. Maka terima kasih tak berkesudahan untuk semuanya. Ada beberapa yang menghubungi tentang jala

Cara Bijak Menyikapi Masa Lalu untuk Hidup yang Lebih Bahagia

Oleh: Feri Noperman Waktu yang telah berlalu adalah masa lalu, termasuk satu detik yang lalu. Seperti apa pun masa lalu, apakah menyakitkan atau menyenangkan, itu bukan hidup kita lagi. Hidup kita adalah di saat sekarang. Kebahagiaan hidup kita bergantung pada bagaimana kita menyikapi dan memanfaatkan masa lalu untuk dapat menikmati saat sekarang. Masa lalu sering kali menghadirkan kenangan, baik kenangan manis maupun kenangan pahit. Mengenang keduanya hingga terlarut ke dalamnya tidak berguna sama sekali, malah dapat mendatangkan penderitaan di saat sekarang. Mengenang kenangan indah hingga larut di dalamnya tidak akan membuat hidup kita sekarang menjadi indah, sebab kita tidak bisa lagi menikmatinya. Mengenang kenangan pahit secara berlebihan malah lebih parah, sebab hanya akan membuka kembali luka lama. Kita pun kembali tersiksa olehnya.