Oleh: Feri Noperman Hari masih pagi, tapi langit sudah terlihat mendung, sama persis seperti hatiku. Aku bergegas masuk ke mobil untuk pergi ke gedung pengadilan agama. Hari ini jadwal mediasi pertama setelah aku mengajukan gugatan cerai kepada suamiku beberapa minggu yang lalu. Saat masuk ke ruang mediasi, aku dibuat kaget luar biasa. Jantungku langsung berdegup kencang dan tidak beraturan. Wajah mediator yang sedang duduk tenang di ujung meja sana tidak mungkin tidak kukenali. Namanya pun masih terpatri sangat kuat di dalam ingatanku. Jujur kuakui, dia adalah pria paling mengesankan di sepanjang hidupku. Dia adalah pria terbaik yang pernah kukenal. Dia menatapku dengan tenang. “Silakan duduk,” katanya ramah sambil tersenyum. Tidak terlihat ekspresi kekagetan di wajahnya. Sepertinya dia menganggap pertemuan denganku hanyalah hal yang biasa. Aku pun bertanya-tanya dalam hati. Apakah dia sudah mampu mengubur semua kenangan indah kami sepuluh tahun yang lalu? Tanpa bisa kukendalikan, me