Langsung ke konten utama

Postingan

PARADIGMA

Oleh: Feri Noperman Jika Anda merasa dunia selalu terlihat gelap, sempit, penuh dengan penderitaan, atau tidak ada indah-indahnya sama sekali. Mungkin kesalahan bukan terletak pada dunia di luar sana. Mungkin kesalahan itu terletak pada kacamata yang Anda gunakan selama ini untuk melihat dunia. Kalau Anda menggunakan kacamata hitam, maka dunia akan selalu terlihat gelap. Kalau Anda menggunakan kacamata merah, maka dunia akan selalu terlihat merah berdarah-darah. Kalau Anda menggunakan kacamata kuda, maka dunia akan selalu terlihat sempit. Kalau kacamata Anda berdebu, maka dunia akan selalu terlihat kotor. Sebaliknya, kalau Anda menggunakan kacamata bening dan bersih, maka dunia akan terlihat apa adanya. Pelangi akan terlihat berwarna-warni, dan mungkin indah. Pepohonan akan terlihat hijau, dan mungkin terasa menyegarkan. Lautan akan terlihat biru, dan mungkin dapat menenangkan. Keburukan pun akan terlihat buruk dan Anda bisa menghindarinya dengan baik. Kacamata merupakan perumpamaan ya

PERGESERAN SAMUDERA BIRU (BLUE OCEAN SHIFT)

Oleh: Feri Noperman Dari dulu, saya termasuk orang yang tidak setuju dengan sistem persaingan dengan orang lain untuk memperebutkan hal yang sama. Lebih spesifik lagi, saya tidak setuju dengan sistem peringkat di kelas dan di sekolah karena itu bentuk persaingan yang tidak adil dan tidak sehat. Menurut saya "berkompetisi dengan orang lain tidak pernah adil, sebab titik start dan bekal yang dimiliki setiap orang itu berbeda-beda." Sebenarnya saya termasuk orang yang diuntungkan dengan sistem peringkat di kelas dan di sekolah. Dari SD sampai SMA, saya sering juara kelas bahkan juara umum di sekolah (tapi sekolah pinggiran ya, bukan sekolah favorit, he he). Saya pernah juara 1 di kelas. Beberapa kali juga peringkat 2 dan 3. Saya bahkan pernah juara umum di SMP dan STM. Tapi tetap saja, keberhasilan saya mewujudkan cita-cita bukan karena status juara umum itu, melainkan berdasarkan upaya lain yang lebih masuk akal yaitu belajar. Walaupun saya juara umum di STM, nyatanya saya gaga

MELUAS DAN MENDALAM

Menulis buku itu bukan sekedar berkarya, melainkan juga aktivitas belajar dan mengembangkan diri. Menulis buku itu dapat melatih kemampuan berpikir agar makin tajam. Pikiran yang tajam dapat mempermudah menjalani kehidupan. Paling tidak ada dua macam proses berpikir yang dapat terus dilatih selama penulisan buku. Keduanya adalah berpikir meluas dan berpikir mendalam. Berpikir meluas dan mendalam itu laksana mengarungi samudera luas sekaligus menyelami palung terdalamnya. Memang agak berat dan beresiko, tapi manfaatnya luar biasa. Penulisan buku Inovasi Pembelajaran (on progress) telah mendorong saya melakukan kedua proses berpikir itu. Pada bab tentang Sumber Inovasi Pembelajaran, saya harus memikirkan semua hal yang mungkin menjadi sumber untuk melakukan inovasi pembelajaran. Keinginan untuk menghadirkan semua hal itu mendorong saya berpikir meluas, yaitu memikirkan semua hal yang ada di dunia ini (majas hiperbola, ya hee). Hasilnya? Tunggu saja bukunya terbit ya. Setelah memperoleh g

FILOSOFI PERJALANAN

Yang ingin mendahului, silakan Tapi jangan melampaui batas kecepatan Yang ingin cepat sampai, boleh jalan Semoga selamat sampai tujuan Tak perlu engkau menoleh ke belakang Aku tak perlu kau risaukan Biarlah sesekali kuberhenti atau berjalan pelan Sebab aku masih ingin menikmati perjalanan

Filosofi Pendidikan

Jangan paksa aku tuk jadi pemenang Apalagi untuk semua kompetisi atau semua pertandingan Banyak hal yang menentukan Termasuk takdir yang tak terelakkan Bukan mauku dilahirkan di mana Bukan salahku kalau DNA-ku tidak sempurna Apa dayaku ketika tidak mendapat kesempatan yang sama Apa kuasaku ketika mereka menutup semua pintu yang ada Kalau engkau hendak berjasa Paksalah aku untuk terus mencoba Bimbinglah aku untuk terus belajar dari mana saja Doronglah aku untuk berusaha secara luar biasa Dan jangan lupa, Ingatkanlah aku untuk tidak pernah menyerah Tidak hanya itu, Maklumilah aku tatkala membuat kesalahan Luruskanlah aku ketika mulai menyimpang Semangatilah aku sewaktu energiku mulai padam Terimalah aku saat menunjukkan perbedaan Hal yang paling penting dari semua itu adalah, Nasihatilah aku untuk senantiasa bersyukur, bersabar, dan berserah Sebab aku bukan Sang Maha Segalanya yang menjadi penentu titik akhirnya Hanya itu yang kuminta dngan sungguh-sungguh Semoga dapat membantuku untuk m

MENCINTAI DALAM DIAM

Ingin sekali rasanya aku menghilang Menyepi di sudut dunia yang paling hitam Agar tak tertangkap tatapanmu yang terang Agar tak terbersit dalam ingatanmu yang tajam Kuberharap Imajinasimu tak mampu lagi bayangkan wujudku Prasangkamu tak mampu lagi gambarkan tingkahku Hingga sadarmu yang paling sadar pun menganggapku tak pernah nyata Di sini dan di sana Sebelum ini maupun setelahnya Biarlah kumenghilang dalam bayang Biarlah kumencintaimu dalam diam Dari sini Dari balik kabut yang paling kelam

SESEDERHANA CINTA

Oleh: Feri Noperman Mungkin apa yang kuraih belum seperti yang kau harapkan Mungkin capaianku belum sehebat mereka yang kau idolakan Mungkin aku masih tertatih melalui jalan berliku ini Mungkin titik terang itu belum juga kutemui hinggi kini Kuberitahu Aku hanya butiran debu pengecut Yang mudah kalut tatkala diselimuti kabut Yang tak kuat mengejar fatamorgana yang dulu pernah kau sebut Seperti apa pun aku di matamu Aku akan tetap seperti ini Menjalani hidupku dengan sederhana Bersyukur atas anugerah melalui karya Bersabar atas ujian dengan senyum sumringah Apa lagi yang bisa kulakukan selain itu? Tidak ada Tidak penting seperti apa nanti hasilnya Aku tak punya kuasa menentukannya Apakah sampai ke puncak singgasana Atau malah terlempar ke lembah yang sama Aku hanya bisa pasrah menerima Apapun itu Aku hanya ingin menjalani semuanya dengan sederhana Sesederhana laju angin menggerakkan awan Sesederhana hujan menghidupkan kembali bumi yang gersang Sesederhana cintaku padamu yang tak pernah

SEBERAPA BERMAKNA HIDUP KITA?

Pada tataran makro kosmis (alam semesta besar), umur manusia tidak ada artinya sama sekali  dibandingkan dengan umur planet, bintang, galaksi, supermassive blackholes, serta banyak benda langit lainnya. Saat ini diperkirakan alam semesta tempat kita berada sudah berumur 13,77 miliar tahun. Galaksi bimasakti tempat tata surya kita berada sudah berumur 13,5 miliar tahun. Matahari (bintang terdekat dari bumi) telah berumur 4,6 miliar tahun. Sementara bumi sudah berumur 4,5 miliar tahun. Keberadaan manusia di alam semesta pun sama tidak berartinya. Kalau alam semesta diibaratkan sebagai pasir pantai di seluruh permukaan bumi, manusia laksana sebutir pasir yang dibagi-bagi lagi miliaran kali. Silakan khayalkan sendiri seperti apa ukurannya. Rasanya, membayangkannya pun sulit. Akan semakin tidak berarti lagi kalau keberadaan kita yang sangat kecil ini serta umur kita yang sangat singkat ini kemudian disia-siakan begitu saja. Akan sangat tidak berarti kalau hidup hanya digunakan untuk memuask

Prinsip Utama dan Sederhana dalam Membelajarkan Anak di Rumah

Belajar merupakan kunci kesuksesan dalam hidup. Hampir semua orang dapat mencapai kesuksesan karena belajar. Memang ada yang sukses tanpa sekolah. Tapi tetap saja kesuksesannya itu dikarenakan dia belajar. Hanya belajarnya tidak di sekolah melainkan belajar sendiri dari pengalaman dan kehidupannya. Setiap orang tua tentu berharap anak-anak mereka sukses dalam kehidupan. Tidak ada pilihan bagi orang tua yang menginginkan anak-anaknya sukses kecuali harus membiasakan mereka belajar sejak dini di rumah. Berikut beberapa prinsip utama dan sederhana untuk membiasakan anak belajar sehingga mereka menjadi pembelajar sejati. 1. Tanamkan persepsi di diri anak bahwa "belajar itu menyenangkan" Sama seperti orang dewasa, anak menyukai sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan. Anak cenderung akan mengulangi apa yang disenanginya dan menghentikan apa yang tidak disenanginya. Kalau belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, mereka akan cenderung mengulang

MANTANKU MEDIATORKU

Oleh: Feri Noperman Hari masih pagi, tapi langit sudah terlihat mendung, sama persis seperti hatiku. Aku bergegas masuk ke mobil untuk pergi ke gedung pengadilan agama. Hari ini jadwal mediasi pertama setelah aku mengajukan gugatan cerai kepada suamiku beberapa minggu yang lalu. Saat masuk ke ruang mediasi, aku dibuat kaget luar biasa. Jantungku langsung berdegup kencang dan tidak beraturan.  Wajah mediator yang sedang duduk tenang di ujung meja sana tidak mungkin tidak kukenali. Namanya pun masih terpatri sangat kuat di dalam ingatanku. Jujur kuakui, dia adalah pria paling mengesankan di sepanjang hidupku. Dia adalah pria terbaik yang pernah kukenal. Dia menatapku dengan tenang. “Silakan duduk,” katanya ramah sambil tersenyum. Tidak terlihat ekspresi kekagetan di wajahnya. Sepertinya dia menganggap pertemuan denganku hanyalah hal yang biasa. Aku pun bertanya-tanya dalam hati. Apakah dia sudah mampu mengubur semua kenangan indah kami sepuluh tahun yang lalu? Tanpa bisa kukendalikan, me

Sumber Kreativitas

Bagi siapa pun yang ingin  berkarya secara konsisten, penting untuk memiliki dan menjaga kreativitas. Kreativitas adalah senjata utama untuk menghasilkan ide-ide kreatif yang dapat dieksekusi menjadi karya atau produk kreatif. Berita baiknya, kreativitas bukanlah anugerah untuk orang-orang berbakat saja, melainkan bisa dimiliki semua orang. Banyak model kreativitas yang telah diajukan oleh para pakar untuk menjelaskan darimana sumber kreativitas. Namun, satu model yang paling sederhana dan telah diterima banyak pakar adalah model yang diajukan oleh Amabile. Menurut Amabile (1998), kreativitas merupakan perpaduan antara keahilan, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi (lihat gambar).  Keahlian merupakan perpaduan antara pengetahuan dan pengalaman. Semua orang punya kesempatan belajar yang sama untuk menambah pengetahuan (tidak harus sekolah). Sementara pengalaman dapat membuat pengetahuan menjadi lebih permanen dan bermakna. Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan meng

Sesal

Laki-laki itu duduk tertegun di kursi plastik yang menghadap ke Samudera Hindia. Tatapannya tajam ke horizon di ujung barat sana. Sang surya sebentar lagi akan beristirahat di peraduannya. Angin yang berhembus lembut dari arah samudera mempermainkan rambut lurusnya. Matanya beralih menatap kosong ke arah buket bunga krisan yang tergeletak di atas pasir di sampingnya. Momen beberapa jam yang lalu masih terbayang dengan jelas di benaknya. Rencananya buket bunga itu hendak diberikannya kepada seorang perempuan spesial yang telah lama mengisi hatinya, bahkan sejak kecil. Tapi rencana itu berantakan dalam hitungan detik saja. Masih terngiang di telinganya kata-kata perempuan itu ketika memperkenalkan pacar barunya beberapa jam yang lalu.  “Kenalkan ini Ronald, pacarku,” kata perempuan itu.  Terpaksa dia menyembunyikan buket bunga di tangan kanannya ke balik jaket untuk menetralkan keadaan. Dia tidak ingin merusak suasana bahagia perempuan itu. “Hai. Boleh minta waktunya sebentar?” Tiba-tiba

Tak Pernah Menyerah

Aku tak sehebat dan seikhlas mentari Yang mampu menerangi semesta tanpa pamrih Aku pun tak sanggup seperti lilin Yang rela terbakar demi menyibak pekat malam Aku hanya berusaha berpendar Samar Redup Tak begitu berarti Tak mampu mengusir kegelapan Apalagi menghadirkan keindahan Tapi aku tak pernah menyerah Bengkulu, 05 Maret 2021

Harusnya Aku

Peluh yang mengucur deras di dahi Viola sepertinya menjadi pertanda kalau ada sesuatu yang mengusik hatinya. Rasanya itu bukan karena pengap. Sebab, gedung yang menjadi tempat sakral untuk mengikat janji suci antara ia dengan pangeran pilihannya dibatasi untuk beberapa tamu undangan saja. AC pun bekerja dengan baik. "Kamu sakit?" tanya Brian yang kini telah sah menjadi suaminya. "Keringatmu ini ...," tambahnya sambil menghapus bulir-bulir bening di dahi Viola dengan tisu yang tersedia. "Eeeenggak," kata Viola menggeleng.  Dia malah tampak makin gugup tatkala sepasang mata lentiknya beradu pandang dengan sosok pria yang terus berjalan mendekati panggung. Viola segera menunduk. Entah apa yang terbersit di benaknya. Ketika pria yang mengenakan batik coklat bersulam emas itu mendekat, Viola tampak makin salah tingkah. Dia terlihat serba salah mau menatap ke mana. Akhirnya dia mengempaskan bokongnya ke kursi, meninggalkan satu salam dari tamu undangan yang belu

5 Alasan Indonesia Bisa Menjadi Negara Adidaya

Sebagaimana kebanyakan orang, saya pun memiliki impian. Pada awalnya impian itu bersifat pribadi dan sempit, salah satunya ingin menjadi penulis terkenal. Lama kelamaan impian itu mulai berkembang menjadi impian besar dan bersifat kolektif, yaitu ingin turut berjuang menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya.

Profesi Ini Belum Akan Tergantikan oleh Robot dan Kecerdasan Buatan

Oleh: Feri Noperman Perubahan dan perkembangan memang tidak dapat dihindari. Itu adalah cara kerja alam yang tidak bisa ditolak. Sayangnya, perubahan dan perkembangan tidak selalu menghadirkan berita gembira. Sering kali pula perubahan dan perkembangan menimbulkan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, hingga masalah-masalah baru yang sulit dipecahkan.

Menitipkan Impian Melalui Tulisan

Oleh: Feri Noperman Kita semua punya impian, mulai dari impian receh sampai impian tingkat tinggi. Seperti apa pun impian itu, tetap saja harus disyukuri karena itu adalah anugerah yang luar biasa. Impian merupakan ciri khas kita sebagai manusia yang membedakan kita dengan makhluk hidup yang lain. Impianlah yang menggerakkan perubahan dan perkembangan kehidupan manusia sehingga kehidupan berkelompok populasi manusia sangat jauh berbeda dengan spesies lain seperti singa, cacing, ikan, rerumputan, atau bakteri.

Antara Aku, Kamu, dan Guillain Barre Sindrome itu

Oleh: Ilva "Aku tak sanggup lagi mendampingimu. Biarkan aku pulang, merawat anak-anak kita di rumah. Nanti, biar Mamak menggantikan aku di sini." Tiga kalimat keluar dari lisanku serupa mantra. Membuat air matamu dengan cepat menganak sungai, lalu mengalir membasahi rambutmu yang beberapa hari belum sempat kurapikan.

Elegi di Bukit Mimpi

Bagi para pejuang mimpi yang sedang berjuang mewujudkan impian (apa pun itu), jangan pernah menyerah, jangan pula berputus asa. Kamu tidak sendiri. Banyak pejuang mimpi yang melakukan hal yang sama. Beberapa orang bahkan mungkin harus melalui perjuangan yang sangat berat. Tapi tetap saja mereka berhasil.  Diantara para pejuang itu, ada pula yang berkenan membagikan pengalaman untuk menginspirasi dan menyemangati. Kali ini salah satu sahabat sesama alumni Universitas Bengkulu, Lubis Pirnandes, membagikan kisah perjuangannya dalam sebuah novel yang sangat inspiratif. Silahkan dikoleksi. Sepatah dua patah kata dari penulis Alhamdulillah untuk 100 eksemplar novel EBM yang sudah mendarat ke tangan pembaca dan diapresiasi. Jumlah yang belum seberapa mungkin untuk sebagian orang, tapi jumlah yang tak pernah terkirakan oleh saya sebelumnya mengingat karya pertama dan tentu begitu banyak kekurangannya. Maka terima kasih tak berkesudahan untuk semuanya. Ada beberapa yang menghubungi tentang jala

Cara Bijak Menyikapi Masa Lalu untuk Hidup yang Lebih Bahagia

Oleh: Feri Noperman Waktu yang telah berlalu adalah masa lalu, termasuk satu detik yang lalu. Seperti apa pun masa lalu, apakah menyakitkan atau menyenangkan, itu bukan hidup kita lagi. Hidup kita adalah di saat sekarang. Kebahagiaan hidup kita bergantung pada bagaimana kita menyikapi dan memanfaatkan masa lalu untuk dapat menikmati saat sekarang. Masa lalu sering kali menghadirkan kenangan, baik kenangan manis maupun kenangan pahit. Mengenang keduanya hingga terlarut ke dalamnya tidak berguna sama sekali, malah dapat mendatangkan penderitaan di saat sekarang. Mengenang kenangan indah hingga larut di dalamnya tidak akan membuat hidup kita sekarang menjadi indah, sebab kita tidak bisa lagi menikmatinya. Mengenang kenangan pahit secara berlebihan malah lebih parah, sebab hanya akan membuka kembali luka lama. Kita pun kembali tersiksa olehnya.