Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Kenapa Akhirnya Saya Membuat Blog?

Sebenarnya saya sudah lama tahu tentang Blogger dan manfaatnya dalam dunia kepenulisan. Tapi dulu saya tidak begitu tertarik. Baru beberapa hari ini saya akhirnya memutuskan untuk membuat blog pribadi. Mungkin ada beberapa sahabat di dunia maya terutama di Facebook yang bertanya-tanya, kenapa akhirnya saya membuat blog pribadi. Kalau ada yang penasaran, berikut saya ceritakan alasannya. Paling tidak ada lima alasan.

Membangun Lembaga Pendidikan Tanpa Modal

Oleh: Taufik Hidayat Apa mungkin membangun lembaga pendidikan tanpa modal? Bisa jadi itulah pertanyaan yang muncul ketika Anda membaca judul tulisan ini. Memang tidak mungkin kalau tanpa modal sama sekali. Judul itu lebih untuk memotivasi saja. Melalui tulisan ini, saya ingin mengingatkan bahwa modal itu jangan hanya dipahami sebagai uang atau finansial semata. Masih banyak modal lain yang bisa digunakan selain uang. Kebetulan saya memiliki pengalaman membangun atau mengembangkan lembaga pendidikan yang nyaris tanpa menggunakan uang sebagai modal awalnya. Maksud saya, tidak semata-mata berangkat dari ketersediaan uang yang cukup, baru melakukan pengembangan. Sekitar lima tahun yang lalu, saya diminta menjadi ketua Yayasan Pendidikan NU Kota Banjarmasin. Yayasan ini membina dua lembaga pendidikan yaitu SMPNU dan SMKNU. Saat itu, yayasan memiliki dana yang minim. Sementara saya yang diminta menjadi ketua yayasan bukanlah orang yang memiliki harta berlebih. Artinya, kalau semata-mata mema

Memotivasi Diri

Kita diberi hidup karena kita cukup tangguh untuk menjalaninya. Jangan merendahkan diri sendiri dengan mudah berputus asa. -- (Feri Noperman) --

Memaknai Kehidupan

Hidup yang berkualitas adalah memanfaatkan setiap helaan napas untuk memilih dan mengeksekusi pilihan-pilihan terbaik yang bernilai ibadah dan bermanfaat bagi semesta. -- (Feri Noperman) --

Menyikapi Masalah

Ketika dihadapkan pada masalah atau musibah, jangan tanyakan "kenapa ini terjadi padaku?" tapi tanyakanlah "apa yang akan diajarkan ini padaku?" Percayalah, efeknya akan sangat jauh berbeda. -- (Feri Noperman) --

Kenapa Bukunya tidak Digratiskan? (Bagian 1)

Ide tulisan ini muncul ketika saya menghadapi rekan yang bersikeras ingin mendapatkan buku saya secara gratis. Waktu itu saya baru saja menerbitkan buku perdana yang berjudul  Pendidikan Sains dan Teknologi , yang ditulis selama hampir delapan tahun. Saya tidak bisa memenuhi permintaannya itu karena saya merasa dia kurang menghargai perjuangan saya yang berdarah-darah dalam menyelesaikan buku itu. Namun, karena pada waktu itu saya tidak enak hati untuk menolak langsung, tiba-tiba munculah ide untuk menuliskan penolakan itu melalui tulisan ini. Baca juga:  Penulis, Tulisan, dan Peradaban Tulisan ini bukan untuk menyinggung perasaan, melainkan sebagai bahan renungan betapa pentingnya sikap menghargai perjuangan orang lain. Ada dua bagian tulisan yang akan disajikan. Bagian pertama ini akan membahas dari aspek proses penulisan dan penerbitan buku. Sementara bagian kedua akan membahas dari aspek nilai sebuah buku. Pertanyaan yang mendorong munculnya tulisan ini sangat sederhana, sama seper

Membahagiakan Diri

Tak perlu berusaha mati-matian mengejar juara satu, sebab tidak semua orang bisa mencapainya. Tapi berusahalah untuk senantiasa bahagia, sebab semua orang bisa mencapainya dan layak menikmatinya.  -- (Feri Noperman) --

Keajaiban di Jalan Allah (Kisah Nyata)

Sudah sembilan bulan istri saya mengajar ngaji untuk anak-anak di kompleks perumahan kami. Kegiatan belajar berlangsung di sebuah rumah yang tidak ditempati pemiliknya masih di kompleks kami. Kegiatan belajar sempat diliburkan karena pandemi Covid19 yakni dari April sampai Mei 2020. Kemudian aktif kembali pada bulan Juni. Masa pandemi merubah jam belajar. Sebelumnya kegiatan ngaji dimulai selepas Ashar sampai menjelang isya. Sejak pandemi durasi belajar dipersingkat hanya sampai menjelang Magrib. Anak-anak difokuskan hanya tilawah dan menghafal Al-Qur'an.

Memaknai dan menyikapi musibah

Musibah berasal dari Bahasa Arab mushiibatan yang berarti segala yang menimpa pada sesuatu baik berupa kesenangan maupun kesusahan. Akan tetapi, umumnya orang memaknai musibah dengan kesusahan. Padahal, kesenangan pun hakikatnya musibah juga. Dengan musibah, Allah SWT hendak menguji siapa yang paling baik amalnya.

Novel Dari Rindu Kepada Kenang (Sinopsis dan Ulasan)

Sinopsis :  Kisah seorang gadis tunanetra bernama Rindu yang besar di sebuah panti asuhan. Kehidupannya berubah semenjak bertemu dengan seorang lelaki dingin dan kaku bernama Kenang. Kisah perjuangan hidup Rindu semakin berat semenjak mengenal cinta. Rintangan dan cobaan yang tak henti membuat kisah ini semakin dipenuhi duka. Apalagi satu demi satu misteri masa lalunya mulai terungkap. Akankah Rindu mampu mendapatkan cintanya? Apakah kenang akan luluh kepada Rindu? Dan apakah cinta mereka akan bersatu seperti yang mereka harapkan? Judul: Dari Rindu Kepada Kenang Penulis: Aluna Aksara Ranusemesta Editor: Nindya Chitra Penerbit: Dolce Media Tahun Terbit: 2020 Ulasan dari Editor Kita kenalan sama tokoh-tokoh yang ada di novel ini. Selain dua tokoh utama yang namanya dipakai di judul, ada beberapa tokoh pendukung yang perannya nggak kalah penting dalam menggerakkan alur, loh. Ada orang tua Rindu dan Kenang, para pengurus panti asuhan tempat Rindu tinggal, sama orang-orang dari masa lalu Ri

Kebencian yang boleh dipelihara

Belakangan ini begitu banyak kebencian yang menyebar tidak terkendali terutama di berbagai media sosial. Hal itu membuat jempol saya pun tergelitik untuk turut bergoyang memberikan komentar dan menuliskan tulisan ini. Kebencian memang bagian yang tidak terpisahkan di dalam diri kita sebagai manusia. Tapi tentu tidak semua hal harus dan dapat kita benci. Kalau pun kita ingin memelihara kebencian, maka bencilah satu hal ini. Bencilah keburukan-keburukan, baik yang ada pada orang lain, tentu saja yang ada di dalam diri sendiri.

Merdeka dari musuh di dalam diri

Pada dasarnya, dunia nyata maupun dunia maya itu indah. Tapi manusialah yang sering mengotorinya dengan umpatan, cacian, hasutan, sumpah serapah, perundungan, serta hal-hal negatif lainnya. Kenapa masih ada orang yang berperilaku seperti itu? Karena mereka belum mampu memerdekakan dirinya dari pikiran negatif, penyakit hati, dan banyak hal negatif lainnya yang bersemayam di dalam dirinya.

Sepatu Keberuntungan (Kisah Nyata)

Entah kenapa, ketika hendak berangkat mudik di suatu hari, saya memutuskan untuk memakai sepatu. Itu pertama kali saya melakukannya. Biasanya saya hanya memakai sandal. Rupanya, keputusan itu adalah keputusan yang tepat. Perjalanan mudik yang saya tempuh lumayan jauh. Saya tidak tahu persis jaraknya, karena tidak pernah terpikir untuk mengukurnya. Apalagi pakai meteran gulung, hehe. Tapi waktu tempuhnya berkisar antara 3 sampai 4 jam, baik ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Sama seperti biasanya, saya pun menempuhnya dengan motor butut kesayangan (kalau naik angkutan umum, saya bisa mabuk berhari-hari). Sama seperti sebelum-sebelumnya, sepanjang perjalanan saya suka menggeber gas motor sampai mentok. Bukan untuk gagah-gagagan, tapi agar tiba lebih cepat di kampung halaman. Rupanya menggeber motor sampai batas maksimal beresiko tinggi (sebenarnya saya sudah tahu, tapi suka gak mau tahu, hhehe). Di tengah perjalanan, saya pun mengalami insiden. Kalau insiden itu terjad

Syukur

Diakui di Negeri Canggih, Dilupakan di Negeri Sendiri?

Wajar rasanya kalau saya merasa bahagia ketika artikel ilmiah kami diterima di jurnal internasional terindeks scopus (Q3) untuk pertama kalinya. Apalagi saya menjadi penulis pertama. Artikel tersebut diterbitkan secara resmi di Malaysian Online Journal of Educational Management (MOJEM) awal tahun 2020. Kebahagiaan itu bukan tanpa alasan. Belakangan ini scopus sedang menjadi primadona yang mempesona sekaligus momok yang menakutkan bagi banyak dosen di Indonesia. Bisa berdamai dan berkawan dengan scopus mungkin merupakan idaman sebagian besar dosen Indonesia.

Esok Kan Kembali Cerah

Oleh: Feri Noperman

Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?

Oleh: Feri Noperman

Pada Akhirnya

Oleh: Feri Noperman

Catatan Kecil Anak Negeri (Kata Pengantar)

Memberikan kata pengantar untuk Buku ini merupakan salah satu tantangan yang cukup berat sepanjang karir kepenulisan saya yang masih seumuran jagung. Ini merupakan pengalaman pertama saya diminta memberikan kata pengantar di sebuah buku. Tantangan semakin berat karena perkenalan saya dengan Pak Abdul Madjid ini belum begitu lama. Walaupun kami berasal dari daerah yang sama dan masih terikat oleh ikatan darah, tapi baru-baru ini saja kami saling mengenal. Hal itu tentu saja membuat saya harus bekerja ekstra keras mengenal beliau lebih dekat.

Novel Puisi dan Cinta (Ringkasan Cerita)

Arjuna yang kecewa dengan dunia kerjanya yang tidak kondusif akhirnya mengubah arah. Dia yang awalnya berkutat dengan dunia ilmiah, mulai bergabung dengan para penulis sastra di Grup FB SMA. Disana dia bertemu dengan banyak orang yang unik dan hebat. Disana dia seperti menemukan keluarga. Diantara semua sahabat SMA, ada satu yang menarik perhatiannya. Dia adalah seorang perempuan. Hanya itu yang Arjuna tahu. Perempuan ini sangat misterius karena tidak ada informasi sama sekali di profilnya. Perempuan itu bernama Ranusemesta. Ranusemesta sering menulis puisi yang menyayat hati. Tapi ketika mengobrol di kolom komen menjadi sangat ceria. Tulisan Ranusemestalah yang kemudian banyak mengubah pikiran, perasaan, pandangan, dan tujuan hidup Arjuna. Pada awalnya, Arjuna yang pemikir logis sering meremehkan bahkan melecehkan puisi, tapi kemudian berbalik mencintai puisi setelah membaca puisi-puisi Ranusemesta. Puisi itu bukan hanya indah, tapi merasuk sangat dalam ke hati sehingga mendorong Arju

Akhir Sebuah Kebimbangan

Langit di ufuk barat mulai merona jingga. Tidak berapa lama lagi senja akan datang. Berarti, aku mesti beranjak pergi, meninggalkan gundukan pasir yang tadi kubangun untuk membentengi diri dari hempasan ombak. Akh…! Aku mesti kembali ke neraka itu, dengan segala ultimatum dan bentakan-bentakan yang memekakkan telinga. “Kenapa baru pulang!!!” kata-kata bernada tinggi dan intonasi yang keras langsung menghantam telingaku. Suara itu keluar dari pria menyeramkan di depanku, yang sedang duduk di meja piket asrama. Itulah risikonya jika kakiku terlambat menginjak anyaman kain bekas di depan teras asramaku, yang tak pernah bisa mengeluh diinjak-injak. Nasib kain bekas itu tidak jauh berbeda dengan nasibku.

Di Tepian Asa

"Bagaimana rasanya minggu pertama di sana, honey ?” suara manja dan merdu di ponselku sedikit mengurangi kekesalanku hari ini. “ Bad week !” kataku dengan ketus. "Tidak satu pun orang-orang di sini yang mengerti obrolanku. Mereka benar-benar ketinggalan zaman. Rasanya orang-orang zaman batu lebih maju daripada mereka." Sebenarnya aku tidak habis pikir dengan negeri yang katanya gemah ripah loh jenawi ini. Tanda-tanda salah urus begitu vulgar terpampang di depan mata. Teknologi untuk bisnis cepat sekali merambah sampai ke pelosok desa, seperti desa tempatku bertugas sekarang ini. Sementara teknologi untuk dunia pendidikan tidak tahu kapan akan dinikmati anak-anak di sini. Aku tidak bersemangat kalau harus mengajar dengan cara-cara kuno yang masih dipraktikkan para guru di sekolah baruku itu.

Novel S.I.P (sekuel novel M.I.T)

SINOPSIS Adipura sudah memutuskan untuk menjadi penulis novel profesional. Alasannya sederhana, hanya keterampilan itu yang benar-benar dikuasainya serta sesuai dengan pendidikannya yang terakhir. Setelah menikah, dia harus mencari nafkah bukan hanya untuk dirinya, melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kabar baiknya, penghasilan sebagai penulis novel lumayan menjanjikan, cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya. Dengan catatan, mereka harus hidup dalam kesederhanaan.  Namun keanehan yang dimilikinya membuatnya harus meninggalkan profesi menulis. Keanehan itu juga membuatnya harus kembali berpetualang. Bukan hanya untuk menyelamatkan rumah tangganya, melainkan juga untuk menyelamatkan dunia!!! BAB 1 BUKAN LAKI-LAKI BIASA? “Kapan sebenarnya Abang menulis novel ini?” suara istriku tiba-tiba terdengar dari samping kananku. Aku pun langsung menoleh ke sumber suara. Rupanya dia sudah berdiri di sampingku sambil menatap tajam ke arahku. Tangannya terjulur, menyodorkan novel

Novel M.I.T

Sinopsis: Adipura mulai berpikir realistis. Menjelang wisuda, dia pun memutuskan untuk menyerah memperjuangkan cintanya kepada Mentari, sahabat karibnya sejak kecil.  Namun pesan singkat dari Samuel, sahabatnya yang lain,  kembali menghadirkan dilema.  Pesan singkat itu akhirnya membuka pintu menuju sebuah petualangan yang luar biasa, melintasi benua dan samudera, antara hidup dan mati, termasuk diburu oleh kelompok teroris paling berbahaya di dunia, Antimodern. Berhasilkah Adipura menyelamatkan diri sekaligus memperjuangkan cintanya? Seperti apa tantangan yang harus ditaklukkannya untuk mewujudkan harapan terbesarnya itu? Bab 1 Setitik Cahaya Harapan Sudah seminggu ini cahaya lampu kamarku tampak meredup. Entah apa penyebab pastinya, aku masih tak tahu. Apakah itu efek dari hujan lebat yang terus mengguyur selama seminggu ini. Ataukah karena umur bohlamnya yang memang sudah mendekati ajal. Atau jangan-jangan bohlam itu ketularan diriku, mulai kehilangan semangat hidup.  B eberapa tahu

Wajah Jamak Bahagia

Oleh: Feri Noperman

Puisi dan Cinta

Oleh: Feri Noperman

Sendiri Menanggung Perih

Oleh: Feri Noperman

Untuk Pejuang Literasi

Oleh: Feri Noperman

Penulis, Tulisan, dan Peradaban

Oleh: Feri Noperman Menghargai tulisan beserta penulisnya merupakan sikap yang sangat penting untuk ditumbuhkan. Para penulis dan tulisannya telah berkontribusi luar biasa dalam mendukung dan mendorong perkembangan peradaban manusia sehingga menjadi sangat maju seperti yang kita rasakan sekarang. Namun sayangnya, berdasarkan kajian terhadap sejarah peradaban manusia, penulis dan tulisannya sering kurang dikenang dan dihargai secara pantas oleh umat manusia, termasuk oleh generasi kita saat ini. Nama mereka tenggelam di balik nama besar raja, ratu, kaisar, panglima perang, artis, atau orang-orang super kaya. Padahal, kontribusi mereka tidak kalah besarnya jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh besar dan terkenal tersebut.

Kenapa Bukunya Tidak Digratiskan? (Bagian 2)

Pada artikel sebelumnya telah diuraikan alasan kenapa sebuah buku sebaiknya tidak digratiskan. Ulasan pada bagian tersebut dikaji dari aspek proses penulisan sebuah buku yang begitu rumit, panjang, dan berliku-liku. Artikel bagian kedua ini akan membahas alasan lainnya, yaitu dilihat dari aspek nilai yang terkandung dalam sebuah buku. Dapatkan di Shopee atau Playstore Salah satu sumber kebahagiaan bagi seorang penulis buku adalah ketika buku yang ditulisnya dihargai dengan baik oleh para pembaca. Wujud penghargaan itu misalnya buku tersebut dibeli, dikoleksi, dibaca, dikomentari, didiskusikan, dimanfaatkan, dijaga, dan dirawat dengan baik.  Seorang penulis tentu sangat bahagia kalau melihat bukunya senantiasa dibaca, diletakkan di lemari kaca, di rak paling atas, diberi kapur barus supaya tidak jamuran atau dimakan rayap, dibersihkan dari debu pada waktu-waktu tertentu, dan seterusnya.  Sebaliknya, seorang penulis akan sangat terluka kalau mengetahui bukunya tidak pernah dibaca, halama

Modal Dasar Menjadi Penulis Istiqomah

Profesi sebagai penulis profesional sudah menjadi pekerjaan yang menjanjikan. Beberapa penulis profesional bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup, melainkan juga mendapat rezeki melimpah sehingga menjadi kaya raya berkat tulisannya yang menjadi best seller .  Untuk level internasional, sebut saja J.K. Rowling yang menjadi kaya raya berkat karya fenomenalnya Harry Potter. Ada juga penulis klasik  J.R.R. Tolkien yang pundi-pundi uangnya terus mengalir hingga kini berkart trilogi  Lord of the Rings -nya. Dan Brown berhasil memukau dunia dengan tokoh Langdon dalam  Da Vinci Code atau Angel and Demon -nya sehingga berhasil menjadi salah satu miliarder dari kegiatan menulis.

Pendidikan dari Kacamata Saya

Bagi saya, pendidikan sangat penting, terutama dalam kehidupan saya pribadi. Pendidikan telah mengubah banyak hal di diri saya, baik di dalam maupun di luar diri. Mungkin saya belum berhasil menjadi orang yang sangat hebat, terkenal, dan luar biasa. S aya belum sampai menjadi rektor universitas kelas dunia, pemimpin perusahaan raksasa, pemimpin partai besar, penemu rumus-rumus spektakuler, pencipta teknologi canggih, pencipta lagu-lagu popular, pengarang buku best seller , atau tokoh-tokoh hebat lainnya.  Tapi setidaknya, berkat pendidikan yang telah saya jalani selama lebih dari separuh kehidupan ini, saya sudah berhasil mengubah banyak hal-hal kecil di dalam kehidupan saya pribadi.

Pilih Mana, Kesuksesan atau Kebahagiaan?

Dulu saya sering galau, karena selalu diminta memilih salah satu dari beberapa pilihan yang ada. Ketika tamat SMP, saya dihadapkan pada pilihan apakah mau menjadi seniman atau montir. Sebenarnya hati kecil saya lebih memilih ingin menjadi seniman. Saat itu saya suka menggambar dan melukis. Tapi kata orang-orang sekitar, masa depan seniman tidak jelas.  Saya pun kemudian memilih (sebenarnya lebih ke arah dipilihkan) menjadi montir (masuk STM jurusan otomotif).  Ketika tamat STM dan diberi kesempatan kuliah, saya kembali dihadapkan dengan pilihan apakah mau menjadi insinyur (menindaklanjuti jurusan di STM) atau menjadi yang lain. Tanpa sengaja, saya memilih yang lain. Saya sebut yang lain karena pada waktu itu saya tidak tahu jurusan yang saya pilih akan menjadi apa. Saya baru menyadari bahwa jurusan itu nanti akan menjadi guru ketika sudah kuliah.

Resiko Jualan Buku Online bagi Pemula

Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang lika-liku berjualan online . Di momen kemerdekaan RI ke-75 yang lalu, saya turut memeriahkan dengan memberi diskon 50% untuk pembelian buku yang berjudul PENDIDIKAN SAINS & TEKNOLOGI yang dijual melalui toko online Shopee. Tapi ternyata hasilnya mengecewakan sekaligus menggembirakan, karena ada kabar buruknya sekaligus ada pula kabar baiknya. Mau menyimak yang mana duluan? Kabar buruknya atau kabar baiknya?

Jangan Tutup Dirimu (Tips Menghasilkan Ide Kreatif tanpa Batas)

Di suatu pagi, saya memposting tulisan lanjutan sebuah cerita di halaman Facebook. Judulnya MAAF. Awalnya saya tidak tahu darimana munculnya inspirasi judul tulisan beserta isinya itu. Proses penulisannya pun sangat sederhana, sama seperti sebelum-sebelumnya. Saya menuliskan saja apa yang terbersit di dalam pikiran. Mungkin sebagian kecil isi tulisan itu terinspirasi dari pengalaman hidup dan pengetahuan. Tapi jauh lebih banyak isinya yang berupa imajinasi dan khayalan, entah dari mana asalnya, saya tidak tahu.